2. Kekerasan terhadap Kelompok Etnis atau Agama
Kekerasan antar kelompok etnis atau agama sering kali dibenarkan melalui simbol-simbol dan ideologi budaya yang meyakini bahwa satu kelompok lebih unggul dari yang lain.
Contoh:
Diskriminasi terhadap kelompok Rohingya di Myanmar. Diskriminasi ini dilegitimasi oleh kepercayaan bahwa mereka bukan bagian dari komunitas etnis mayoritas Buddhis. Kedua, Apartheid di Afrika Selatan. Sistem apartheid didasarkan pada norma-norma budaya yang mendukung segregasi rasial.
3. Penindasan Berdasarkan Status Sosial
Hierarki sosial yang melegitimasi kekerasan terhadap kelompok yang dianggap lebih rendah dalam status sosial juga merupakan bentuk kekerasan budaya.Â
Contoh:
Sistem kasta di India. Orang dari kasta yang lebih rendah sering mengalami diskriminasi dan kekerasan, yang dilegitimasi oleh struktur budaya kasta.
Kedua, Perbudakan modern. Praktik perbudakan modern atau eksploitasi tenaga kerja sering dilegitimasi melalui pandangan budaya yang memandang orang-orang miskin sebagai "kurang berharga."
4. Kekerasan Berbasis Gender dalam Rumah Tangga Â
Kekerasan dalam rumah tangga sering dilegitimasi oleh pandangan patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai kepala keluarga yang berhak mengendalikan istri atau anak-anaknya.Â
Misalnya:
Pembunuhan atas dasar kehormatan (honour killing). Dalam beberapa budaya, keluarga merasa berhak membunuh anggota keluarga perempuan yang dianggap mencoreng nama baik keluarga.
Faktor Kekerasan Budaya
Penyebab Kekerasan Budaya
Kekerasan budaya tidak muncul dengan sendirinya, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti internalisasi nilai tradisional, hegemoni kelompok dominan, dan interpretasi agama atau ideologi ekstrem.Â