Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Akademisi

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Dinasti dan Pertaruhan Masa Depan Demokrasi

14 September 2024   17:39 Diperbarui: 14 September 2024   21:56 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi(KOMPAS/GM SUDHARTA)

Yaitu kekuasaan terkonsentrasi di tangan segelintir individu atau keluarga. 

Menurut Michels, dalam konteks politik, keluarga penguasa cenderung memonopoli kekuasaan melalui jaringan dan koneksi yang mereka bangun. 

Francis Fukuyama

Francis Fukuyama, seorang ahli politik dan ekonom, menyatakan bahwa politik dinasti mengancam prinsip-prinsip meritokrasi dalam demokrasi. 

Menurut Fukuyama, ketika kekuasaan diwariskan dalam satu keluarga, kinerja dan kompetensi seorang pemimpin sering kali diabaikan, dan ini mengakibatkan melemahnya kualitas pemerintahan. 

Fukuyama percaya bahwa dinasti politik menghambat regenerasi politik dan menghalangi pemimpin-pemimpin baru yang berbakat untuk muncul.

Samuel P. Huntington 

Samuel P. Huntington, seorang ilmuwan politik terkenal, berpendapat bahwa dinasti politik cenderung menciptakan ketidakstabilan di negara-negara berkembang. 

Dalam bukunya "Political Order in Changing Societies", Huntington menunjukkan bahwa ketika kekuasaan politik dipegang oleh keluarga-keluarga tertentu dalam jangka waktu yang lama. Politik dinasti juga cenderung menghambat modernisasi politik 

Politik dinasti terlalu fokus mempertahankan kekuasaan keluarga, bukan pada pembangunan institusi yang lebih inklusif dan partisipatif.

Politik Dinasti di Indonesia

Di Indonesia, praktik politik ini sering ditemukan, terutama di tingkat daerah. Banyak kepala daerah yang mengangkat anggota keluarganya sebagai penerus, dengan harapan mempertahankan pengaruh dan kekuasaan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun