Dengan hikmat, pemimpin bisa tetap konsisten meskipun menghadapi tekanan, karena keputusan yang diambil sudah melalui pertimbangan matang dan didasarkan pada prinsip-prinsip yang jelas.
Prinsip KetaatanÂ
Ketaatan pada aturan atau konsensus merupakan dasar penting bagi seorang pemimpin.Â
Seorang pemimpin yang bijak menghargai aturan dan konsensus yang ada. Hikmat mengajarkan bahwa keteraturan adalah fondasi stabilitas.Â
Pemimpin yang mengabaikan aturan hanya akan membawa kekacauan dan kehilangan kepercayaan dari orang-orang yang dipimpin.
Kelima, Kerendahan hati untuk mengakui kesalahan menjadi tanda bahwa pemimpin tersebut benar-benar memiliki hikmat.Â
Tidak semua pemimpin berani mengakui kesalahan, dan banyak yang malah mencari pembenaran atas kegagalan mereka.Â
Namun, pemimpin yang bijak akan berani mengakui ketika salah dan berusaha untuk belajar dari kesalahan tersebut.
Dengan semua pertimbangan ini, jelaslah bahwa hikmat merupakan fondasi utama yang membedakan pemimpin yang baik dari pemimpin yang hebat.Â
Kepemimpinan yang berlandaskan hikmat akan menciptakan lingkungan yang adil, sejahtera, konsisten, dan penuh tanggung jawab.
Tanpa hikmat, kepemimpinan mudah terjebak dalam kepentingan jangka pendek yang merugikan banyak pihak dalam jangka panjang.