Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Nasib Peternak Sapi di Gunungkidul Saat Musim Kemarau Melanda

10 September 2024   22:21 Diperbarui: 11 September 2024   11:58 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsentrat sebagai Solusi, Tetapi Bukan untuk Semua Ternak

Beberapa peternak, seperti Eko, menyebutkan bahwa solusi lain untuk mengatasi masalah pakan adalah dengan membeli konsentrat, yang merupakan pakan buatan yang lebih mudah diakses saat musim kemarau. 

Namun, penggunaan konsentrat ini tidak direkomendasikan untuk sapi betina karena dapat menyebabkan penumpukan lemak berlebih, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan ternak. 

Hal ini membuat para peternak harus berhati-hati dalam menentukan pilihan pakan untuk ternak mereka.

Bertahan di Tengah Kemarau Panjang

Meski kesulitan ini selalu muncul setiap tahun saat musim kemarau, peternak tradisional tetap berusaha bertahan. 

Mereka tidak hanya memelihara ternak untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga sebagai tabungan keluarga. Dalam situasi darurat, seperti saat ada kebutuhan mendesak atau kebutuhan biaya pendidikan anak, sapi atau kambing yang mereka pelihara dapat dijual dengan harga yang cukup tinggi. 

Bagi petani. Ini memberikan rasa aman untuk dapat tetap melanjutkan usaha beternak, meskipun tantangan alam terus menghadang.

Tabungan Berarti

Di sisi lain, beberapa peternak mencoba memanfaatkan teknologi sederhana, seperti menjemur dan menyimpan rumput kering atau jerami sebagai cadangan pakan. 

Namun, metode ini tidak selalu berhasil karena persediaan bahan baku yang terbatas di musim kemarau. Selain itu, kualitas pakan kering juga tidak sebaik pakan segar, sehingga pertumbuhan ternak pun terpengaruh.

Walau demikian, semangat pantang menyerah tetap menjadi ciri khas para peternak tradisional. Mereka percaya bahwa dengan ketekunan dan kerja keras, mereka dapat melalui masa-masa sulit ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun