Kehadiran Paus Fransiskus yang baru-baru ini berkunjung ke Indonesia memberikan teladan nyata tentang bagaimana kesederhanaan dapat menjadi alat untuk melawan ketimpangan dan mempromosikan keadilan sosial.Â
Beliau menggunakan transportasi umum, menginap di fasilitas sederhana, dan menolak perlakuan istimewa, yang semuanya mencerminkan ketulusan dan kerendahan hatinya.
Pesan tentang kesederhanaan dari Paus Fransiskus tidak hanya ditujukan untuk individu, tetapi juga bagi para pemimpin masyarakat, baik itu pemimpin agama maupun politik.Â
Ironisnya, tidak sedikit pemimpin umat, termasuk pemimpin agama, yang sering kali terjebak dalam gaya hidup mewah dan mengukur kesuksesan mereka dari harta yang diraih.Â
Mereka yang seharusnya menjadi teladan dalam hidup sederhana sering kali menunjukkan kontras yang mencolok dengan ajaran Tuhan yang menggarisbawahi pentingnya kesederhanaan dan kerendahan hati.Â
Misalnya, ada kasus di mana pemimpin agama memiliki kekayaan yang melimpah, fasilitas mewah, dan gaya hidup glamor yang jauh dari makna kesederhanaan yang diajarkan dalam Kitab Suci.Â
Pejabat yang Berintegritas
Paus Fransiskus, melalui gaya hidupnya yang jauh dari kemewahan, menantang budaya ini dan mengingatkan bahwa jabatan publik harus digunakan untuk melayani, bukan memperkaya diri sendiri.Â
Dengan menolak fasilitas mewah, Paus Fransiskus memberikan contoh konkret tentang pentingnya integritas dalam kepemimpinan.
Kesederhanaan bukan hanya soal menolak kemewahan, tetapi juga tentang mengarahkan perhatian kepada mereka yang kurang beruntung.
Sikap Empati