Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan, Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingnya Kesehatan Mental Anak: Didiklah Anak Tanpa Merendahkan Martabatnya

4 September 2024   19:47 Diperbarui: 4 September 2024   22:01 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  berbicara dengan anak ( https://www.apa.org)

Mendidik anak adalah salah satu tugas terpenting dan paling menantang bagi orang tua. Dalam proses ini, sangat penting untuk menjaga agar pendidikan yang diberikan tidak merusak kesehatan psikis anak, atau merendahkan martabatnya. 

Psikis atau kesehatan mental anak merupakan fondasi bagi perkembangan emosional, sosial, dan intelektual mereka di masa depan. 

Memahami Kebutuhan Emosional Anak

Setiap anak memiliki kebutuhan emosional yang berbeda. Sebagai orang tua, penting untuk mengenali dan memahami kebutuhan ini. 

Mendengarkan perasaan anak, memberikan dukungan emosional, dan membangun komunikasi yang terbuka dapat membantu anak merasa aman dan dicintai. 

Ini akan membentuk rasa percaya diri yang kuat dan kemampuan anak untuk mengelola emosinya dengan baik.

Hindari Pengasuhan yang Merendahkan

Penggunaan metode pengasuhan yang bersifat merendahkan, seperti membandingkan anak dengan orang lain, mengkritik berlebihan, atau menggunakan kata-kata kasar, dapat sangat merusak psikis anak. 

Misalnya, mengatakan hal-hal seperti "Kamu selalu membuat masalah," "Kenapa tidak bisa seperti kakakmu?" atau "Dasar bodoh, masa begitu saja tidak bisa."  

Perlu diketahu, anak yang sering dikritik atau dibandingkan cenderung kehilangan rasa percaya diri dan merasa tidak berharga. 

Disiplin dengan Cinta dan Pengertian

Disiplin adalah bagian penting dari pendidikan anak, namun harus dilakukan dengan cara yang tidak merusak psikisnya, atau merendahkan martabatnya. Hindari hukuman fisik atau verbal yang merusak. 

Misalnya, daripada memukul anak atau memarahinya dengan kata-kata kasar seperti "Kamu benar-benar nakal!" ketika mereka melakukan kesalahan, lebih baik jelaskan kepada anak mengapa tindakan tersebut salah dan apa konsekuensi dari perbuatannya.

Kita bisa menerapkan disiplin dengan cara yang positif, seperti mengatakan, "Jika kamu tidak membereskan mainanmu, kita tidak bisa bermain bersama nanti karena waktu kita akan habis untuk merapikannya." 

Dengan cara ini, anak diajarkan untuk memahami dampak dari tindakannya sendiri dan belajar bertanggung jawab tanpa merasa takut atau tertekan.

Beri Ruang untuk Ekspresi Diri

Setiap anak memiliki cara unik untuk mengekspresikan dirinya. Orangtua perlu memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaan, pendapat, dan kreativitasnya tanpa takut dihakimi.

Jika anak Anda suka menggambar, berikan dia waktu dan alat untuk melukis apa pun yang dia inginkan tanpa mengkritik hasil karyanya. 

Atau jika anak lebih suka bercerita, dengarkan ceritanya dengan penuh perhatian tanpa memotong atau mengoreksi secara berlebihan.

Peran Orang Tua sebagai Teladan

Anak-anak belajar banyak dari mengamati perilaku orang tua mereka. Oleh karena itu, orang tua perlu menjadi contoh dalam menjaga kesehatan mental. 

Yaitu: Menunjukkan contoh cara mengelola stres, memperlakukan orang lain dengan hormat, dan menjaga keseimbangan emosi.

Ini mengajarkan anak tentang pentingnya menjaga kesehatan mental mereka sendiri.

Tujuan Mendidik Anak

Mendidik anak tanpa menyerang psikisnya adalah upaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan emosional dan mental anak-anak. 

Setiap anak berhak untuk dididik dengan cara yang membangun, bukan merusak, sehingga mereka bisa berkembang dengan baik dalam setiap aspek kehidupan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun