Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Dalam Kebenaran, Hancurkan Kejahatan

3 September 2024   10:51 Diperbarui: 3 September 2024   19:11 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pdt Budi Santoso sedang menyampaikan Renungan kepada Mahasiswa/dok.pri.  


Hidup dalam kebenaran bukanlah hal yang mudah, terutama ketika berbagai tantangan muncul di hadapan kita. 

Pergumulan dalam Hidup

Pdt. Budi Santoso dalam renungannya di hadapan mahasiswa STTJKI Salatiga mengingatkan betapa pentingnya berpegang teguh pada kebenaran yang berpusat pada Kristus, meskipun tantangan yang dihadapi bisa sangat berat.

Firman Tuhan dalam Yohanes 14:6, di mana Yesus berkata, "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup," menjadi dasar kuat bagi kehidupan yang dijalani dengan integritas dan ketekunan.

1. Tuhan Sebagai Pusat Hidup

Arti hidup dalam kebenaran dapat dimaknai sebagai kehidupan yang terus berusaha untuk setia pada ajaran Kristus, mengikuti jalan yang telah ditunjukkan-Nya. 

Dengan berpegang pada kebenaran ini, umat percaya dipanggil untuk terus tinggal dalam Kristus.

Pdt. Budi Santoso dalam renungannya menyampaikan bahwa hidup dalam kebenaran memerlukan pengakuan bahwa Kristus adalah pusat kehidupan kita, sebagaimana yang dinyatakan dalam Galatia 5:21. 

Ciptaan Baru

Menjadi ciptaan baru dalam Kristus berarti meninggalkan kehidupan lama dan segala bentuk kedagingan, serta hidup dalam integritas yang sejati. "Tinggallah tetap dalam Dia," tegas 

Pdt. Budi, mengacu pada Yohanes 15:5, di mana jika kita tidak tinggal dalam Kristus, segala sesuatu yang kita lakukan akan sia-sia.

2. Integritas

Hidup dengan integritas adalah salah satu pilar utama dari hidup dalam kebenaran. 

Ketika seseorang telah menjadi ciptaan baru, maka pola hidup yang lama, seperti mudah marah atau tersinggung, seharusnya ditinggalkan. 

Sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk menunjukkan kejujuran dan integritas dalam setiap aspek kehidupan kita, sehingga orang lain dapat melihat perubahan yang nyata dalam diri kita.

3. Kuat Menghadapi Penderitaan

Selain itu, Pdt. Budi juga mengingatkan bahwa sabar dalam penderitaan adalah bagian penting dari pembentukan sebagai hamba Tuhan. 

Tidak mudah memang untuk melayani Tuhan dengan kasih ketika menghadapi kesulitan, namun justru dalam penderitaan itulah karakter dan iman kita ditempa. 

Pdt. Budi Santoso juga mengajak para mahasiswa untuk memperbaiki hubungan dengan sesama sebagai salah satu bentuk hidup dalam kebenaran. 

Kebijaksanaan dan Kasih

Dalam kehidupan sehari-hari, membangun komunikasi yang baik dengan orang lain adalah wujud nyata dari kasih Kristus yang hidup dalam diri kita. 

Kebenaran yang kita hidupi seharusnya mempengaruhi cara kita berinteraksi dan memperlakukan orang lain.

Mahasiswa STTJKI melakukan Pelayanan Pujian/dok.pri
Mahasiswa STTJKI melakukan Pelayanan Pujian/dok.pri
Dalam renungannya, Pdt. Budi mengutip pepatah Jawa "Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti," yang berarti bahwa segala bentuk kekuatan dan kekuasaan yang jahat akan hancur oleh kebijaksanaan dan kebaikan. 

Hal ini menjadi pengingat bahwa hidup dalam kebenaran juga berarti hidup dalam kebijaksanaan dan kasih, yang mampu menghancurkan segala bentuk kejahatan.

Praktik Kehidupan dalam Kebenaran

Akhirnya, Pdt. Budi Santoso menekankan bahwa hidup dalam kebenaran berarti hidup yang menjadi teladan bagi orang lain. 

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi terang di tengah kegelapan, menunjukkan kepada dunia bahwa kebenaran yang kita hidupi adalah kebenaran yang berasal dari Tuhan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun