Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Tukang tulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Koalisi PDIP dan PKS dalam Piljada 2024: Fenomena Politik Baru

31 Agustus 2024   01:17 Diperbarui: 31 Agustus 2024   01:18 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di berbagai daerah di Indonesia menampilkan dinamika politik yang menarik, terutama dengan munculnya koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

Koalisi antara kedua partai yang secara ideologis berbeda ini telah menciptakan kejutan di beberapa daerah, salah satunya di Kabupaten Boyolali, di mana pasangan bakal calon bupati-wakil bupati, Marsono-Saifulhaq Mayyazi, resmi mendaftar ke KPU Boyolali.

Marsono, yang diusung oleh PDIP, dan Saifulhaq Mayyazi, yang mendapat dukungan dari PKS, dianggap sebagai pasangan yang mampu menggabungkan kekuatan politik nasionalis dan Islamis. 

Mereka berharap dapat menarik basis pemilih yang lebih luas, tidak hanya dari pendukung tradisional masing-masing partai, tetapi juga dari kalangan pemilih yang sebelumnya mungkin skeptis terhadap kedua partai ini.

Di Kota Salatiga, PDIP dan PKS kembali bersatu dengan mengusung Sinoeng N Rachmadi sebagai calon wali kota dan Budi Santoso sebagai calon wakil wali kota. 

Sinoeng merupakan figur yang dikenal dengan visi pembangunan yang progresif, sementara Budi Santoso, kader PKS, membawa pengalaman dalam bidang keagamaan dan pendidikan. 

Kombinasi ini diharapkan mampu menjawab tantangan-tantangan pembangunan di Salatiga yang semakin kompleks.

Sementara itu, di Kabupaten Kulonprogo, Novida Kartika Hadi, seorang anggota DPRD DIY dari PDIP, diusung sebagai calon bupati. 

Pasangan Novida, Rini Indriani, yang diusung oleh PKS, dianggap sebagai pilihan strategis untuk menarik pemilih di wilayah yang memiliki komposisi pemilih tradisional dan religius.

Tak hanya itu, sejarah baru juga tercipta di Kabupaten Bantul, di mana PKS dan PDIP mengusung pasangan calon Joko Budi Purnomo dan Rony Wijaya Indra Gunawan. 

Koalisi ini menarik perhatian publik karena menjadi salah satu kolaborasi unik antara dua partai yang biasanya bersaing ketat di tingkat nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun