Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Tukang tulis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pasar Ngenep Gunungkidul: Penggerak Roda Ekonomi Petani Tradisional

30 Agustus 2024   00:43 Diperbarui: 30 Agustus 2024   14:21 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Ngenep/ source:  https://jogjaprov.go.id

Pasar Ngenep yang terletak di Dadapayu, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, dikenal luas sebagai pasar Wage. Sebagaimana pasar tradisional lainnya, pasar ini hanya buka lima hari sekali pada hari pasaran Jawa yang disebut Wage. 

Dengan usia lebih dari seratus tahun, Pasar Ngenep telah menjadi pusat ekonomi penting bagi petani tradisional di daerah tersebut. Bahkan, pasar ini telah terdaftar sebagai cagar budaya di bawah perlindungan pemerintah Yogyakarta.

Kehidupan Petani Tradisional

Pada musim panen, yang biasanya berlangsung dari Maret hingga Agustus, pasar ini mengalami lonjakan aktivitas. 

Para petani membawa hasil pertanian mereka, seperti kacang tanah, kedelai, dan jagung. Sedangkan pada bulan Agustus mereka, serta gaplek atau ketela pohon yang dikeringkan.

Fluktuasi harga hasil pertanian sangat tergantung pada ketersediaan barang di pasar, membuat perputaran ekonomi di pasar ini sangat dinamis dan bergantung pada musim panen.

Fasilitas Pasar Wage

Baca juga: Pengampunan Sejati

Pasar Ngenep memiliki 13 los yang tertata rapi dengan dasar conblok, yang tertata rapi, dan bersih. Struktur pasar ini memilki atap rendah, yang terbuat dari genting, namun cukup nyaman dan juga mendukung kegiatan perdagangan. 

Fasilitas ini juga mempermudah para pedagang dan pembeli dalam melakukan transaksi, menjadikannya tempat yang praktis dan mudah diakses.

Aktivitas di Pasar

Menurut data dari Kemantren (Koordinator Pasar), terdapat lebih dari 150 pedagang yang tercatat di Pasar Ngenep. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun