Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pasar Ngenep Gunungkidul: Penggerak Roda Ekonomi Petani Tradisional

30 Agustus 2024   00:43 Diperbarui: 10 September 2024   13:20 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar Ngenep yang terletak di Dadapayu, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, dikenal luas sebagai pasar Wage. Sebagaimana pasar tradisional lainnya, pasar ini hanya buka lima hari sekali pada hari pasaran Jawa yang disebut Wage. 

Dengan usia lebih dari seratus tahun, Pasar Ngenep telah menjadi pusat ekonomi penting bagi petani tradisional di daerah tersebut. Bahkan, pasar ini telah terdaftar sebagai cagar budaya di bawah perlindungan pemerintah Yogyakarta.

Kehidupan Petani Tradisional

Pada musim panen, yang biasanya berlangsung dari Maret hingga Agustus, pasar ini mengalami lonjakan aktivitas. 

Para petani membawa hasil pertanian mereka, seperti kacang tanah, kedelai, dan jagung. Sedangkan pada bulan Agustus mereka, serta gaplek atau ketela pohon yang dikeringkan.

Fluktuasi harga hasil pertanian sangat tergantung pada ketersediaan barang di pasar, membuat perputaran ekonomi di pasar ini sangat dinamis dan bergantung pada musim panen.

Fasilitas Pasar Wage

Pasar Ngenep memiliki 13 los yang tertata rapi dengan dasar conblok, yang tertata rapi, dan bersih. Struktur pasar ini memilki atap rendah, yang terbuat dari genting, namun cukup nyaman dan juga mendukung kegiatan perdagangan. 

Baca juga: Pengampunan Sejati

Fasilitas ini juga mempermudah para pedagang dan pembeli dalam melakukan transaksi, menjadikannya tempat yang praktis dan mudah diakses.

Aktivitas di Pasar

Menurut data dari Kemantren (Koordinator Pasar), terdapat lebih dari 150 pedagang yang tercatat di Pasar Ngenep. 

Pada hari pasaran atau hari Wage, Aktivitas di sekitar pasar sangat sibuk, dengan pembeli dan pengepul berdiri berjajar dengan timbangan tradisional untuk membeli berbagai hasil pertanian. 

Di dalam pasar, nampak para penjual yang menjual makanan tradisional, kebutuhan rumah tangga, dan pakaian. Penjual makanan dan barang kebutuhan ini tidak hanya berasal dari Gunungkidul, tetapi juga dari wilayah sekitar seperti Klaten di Jawa Tengah.

Peran Ekonomi dan Sosial

Pasar Ngenep bukan hanya tempat bertukar barang, tetapi juga merupakan pilar penting dalam roda ekonomi petani. 

Selain menjual hasil pertanian, para petani juga memanfaatkan pasar ini untuk membeli alat pertanian dan perkakas rumah tangga yang mendukung aktivitas mereka, seperti cangkul, sabit, dan pisau untuk mengupas ketela.

Warisan Budaya 

Pasar Wage Ngenep merupakan saksi sejarah kehidupan petani di Gunungkidul. Pasar ini telah menjadi bagian dari tradisi turun-temurun yang mendukung ekonomi lokal dan pendidikan anak-anak petani. 

Banyak keluarga petani dan pedagang yang mengandalkan pendapatan dari pasar ini untuk menyekolahkan anak-anak mereka. 

Aktivitas di pasar ini menunjukkan bagaimana pasar ini berperan dalam pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

Dengan latar belakang sejarah dan fungsinya, Pasar Ngenep Gunungkidul tidak hanya sekadar tempat perdagangan, tetapi juga merupakan pusat kehidupan yang menyokong kesejahteraan petani tradisional di kapenawon Semanu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun