Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengampunan Sejati

29 Agustus 2024   11:49 Diperbarui: 29 Agustus 2024   13:29 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengulas khotbah yang disampaikan oleh Ezra Agus Kristianto dalam acara ibadah kapel STTJKI, yang dihadiri oleh mahasiswa dan staf dosen STTJKI. 

Ibadah ini dengan fokus pada penerapan ajaran Yesus tentang kasih dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip kasih

Dalam Lukas 6:27-36, Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi musuh kita, sebuah prinsip yang sering kali sulit diterima namun sangat mendalam. 

Ajaran ini menantang kita untuk melampaui kebencian dan balas dendam, menggantinya dengan kasih dan pengertian. 

Ini bukan sekadar ajaran moral, melainkan cerminan dari nilai Kerajaan Sorga di mana kasih adalah posisi utama. 

Kemurahan Hati

Dalam Lukas 6:29, Ayat ini menekankan sikap pengampunan dan kasih dengan mengajarkan untuk merespons penghinaan dan kesulitan dengan kerelaan dan kemurahan hati.

"Dalam konteks ini, Yesus mengajarkan untuk mengampuni, dan ajaran-Nya adalah refleksi dari nilai-nilai Kerajaan Allah," ungkap Ezra dalam pemaparannya.

Pengampunan Sejati

Dalam karya John Bevere, seperti yang sering dibahas dalam buku-bukunya tentang musuh, pengampunan adalah tema sentral. 

Bevere menekankan bahwa pengampunan bukan hanya tindakan moral yang baik, tetapi juga suatu sikap spiritual yang penting untuk pertumbuhan iman dan kedamaian batin. 

Pengampunan membantu menghindari kebencian dan membuka jalan untuk penyembuhan dan hubungan yang lebih baik. 

Melalui pengampunan, individu dapat mengatasi ketidakadilan dengan kekuatan iman dan mengandalkan prinsip-prinsip spiritual untuk mengatasi tantangan.

Namun prinsip utama tetap sama: mengasihi musuh bukanlah tentang lemah atau kalah, melainkan tentang menunjukkan kekuatan kasih yang sejati.

Tindakan Nyata

Sejarah Alkitab mencatat bahwa Daud, meskipun memiliki kesempatan untuk membalas Saul yang telah berbuat jahat kepadanya, memilih untuk tidak membalas. Ini adalah contoh konkret tentang bagaimana kasih dan pengorbanan mengatasi kebencian dan dendam. 

Di dunia yang dikelilingi oleh informasi dan distraksi dari media sosial, terutama bagi Generasi Millennial dan Z, penting untuk tetap menjadi teladan kebaikan dan kasih dalam pimpinan Roh Kudus.

Karakter Kristus

Kita harus ingat bahwa peperangan rohani tidak hanya terjadi di pikiran dan roh kita tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai media yang kita konsumsi. 

Ezra menyatakan, "Untuk itu, marilah kita memperkuat komitmen kita pada kasih dan pengorbanan, dan terus menerapkan ajaran Yesus dengan penuh iman dan ketulusan."

Ezra berbicara tentang bagaimana kasih kepada musuh dapat mengubah dinamika hubungan dan membawa kedamaian yang sejati.

Ia mengingatkan hadirin bahwa kasih bukan hanya tentang perasaan, tetapi tentang tindakan nyata yang mencerminkan karakter Kristus. 

Ezra juga mengajak para hadirin untuk berdoa agar diberikan kekuatan untuk mengasihi dengan tulus, bahkan kepada mereka yang sulit dicintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun