Di tengah krisis ekonomi dan tingginya persaingan kerja, banyak orang merasa tertekan dan sulit menemukan pekerjaan yang sesuai.Â
Terbatasnya lapangan pekerjaan memaksa banyak orang untuk berpikir di luar kebiasaan. Dalam kondisi seperti ini, merenungkan dan mencari peluang usaha yang berkelanjutan menjadi langkah krusial.Â
Modal Terbatas
Bu Yani, seorang warga Salatiga, dengan modal terbatas, menghadapi tantangan ini dengan inisiatif dan kreativitas. Ibu Yani seorang penjaga kantin, memutuskan untuk memulai usaha kecil dengan dana yang dimilikinya.
Dengan modal tersebut, ia membeli berbagai makanan ringan dari distributor.Â
Strategi ini tidak hanya menawarkan alternatif ekonomi untuk dirinya tetapi juga memanfaatkan celah pasar yang ada di sekitarnya, yaitu kantin sekolah dasar.
Setiap sore setelah belanja, dengan dibabtu saudaranya, ia membungkus snack dalam plastik dan menjualnya dengan harga bervariasi, antara 500 hingga 1000 rupiah, tergantung jenis makanannya.Â
Untuk mempercepat proses pengepakan, ia menggunakan alat pengepres plastik, yang membantu meningkatkan efisiensi dan memastikan kemasan tetap rapi dan menarik bagi anak-anak di sekolah dasar.
Usaha dengan Modal Terbatas
Dengan modal yang dimiliki, Bu Yani membeli berbagai jenis makanan ringan, seperti balado, keripik bakso, dan stik kentang. Makanan-makanan ini awalnya dikemas dalam ukuran besar dari pemasok dan kemudian dikemas ulang dalam plastik ukuran kecil.Â
Strategi ini memungkinkan Bu Yani untuk menjual produk dengan harga yang terjangkau dan menarik bagi anak-anak di sekolah dasar.