Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Oportunis Politik Penyebab Erosi Demokrasi

25 Agustus 2024   21:09 Diperbarui: 27 Agustus 2024   20:49 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Mencari kandidat calon pemimpin. (Sumber: KOMPAS/HERYUNANTO)

Di Indonesia, oportunis politik memainkan peran penting dalam kancah politik yang dinamis. Mereka adalah orang-orang yang memanfaatkan situasi politik dan sosial untuk meraih kekuasaan dan keuntungan pribadi. 

Sebagaimana kita ketahui, dalam konteks Indonesia, hal ini melibatkan manipulasi aliansi, perubahan strategi, dan pengaruh media untuk mencapai tujuan politik mereka.

Koalisi Politik yang Dinamis

Dengan sistem politik multipartai di Indonesia memungkinkan oportunis politik untuk membentuk dan membongkar koalisi secara fleksibel. 

Mereka sering bergabung dengan berbagai partai untuk mendapatkan dukungan dalam pemilihan atau mendukung kebijakan tertentu. Koalisi ini sering berubah tergantung pada situasi politik dan keuntungan yang diinginkan.

Kita dapat melihat terdapat beberapa contoh oportunis politik di Indonesia termasuk kasus politik dinasti, di mana kekuasaan politik sering diwariskan dalam keluarga. 

Baca juga: Ungkapan

Pemanfaatan Media Sosial

Masyarakat dapat melihat bahwa di era digital, oportunis politik di Indonesia memanfaatkan media sosial untuk membentuk opini publik.

Dengan menggunakan platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube  mereka dapat menyebarkan informasi yang mendukung agenda mereka dan mengalihkan perhatian dari isu-isu yang tidak menguntungkan. 

Media sosial memungkinkan mereka menjangkau audiens yang lebih luas dan mempengaruhi pemilih secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun