Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tarian Lendo, Sabu dan Rock Soran Jepang Dalam Pagelaran Budaya Salatiga

22 Agustus 2024   21:56 Diperbarui: 23 Agustus 2024   09:36 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa NTT Pembawa Tari Lendo / Poto: Domi

Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia (STTJKI) Salatiga pada tanggal 22 Agustus 2024, menggelar acara pagelaran budaya yang istimewa sebagai bagian dari kegiatan misi lintas budaya dan tukar budaya. 

Kolaborasi ini melibatkan STTJKI Salatiga bersama dengan Gereja Baptis Tokyo dan Hokkaido, Jepang, dalam rangka merayakan dan memperkenalkan kekayaan budaya masing-masing.

Pagelaran budaya ini menampilkan beragam pertunjukan tradisional dari Indonesia dan Jepang. Mahasiswa STTJKI Salatiga mempersembahkan tarian tradisional Lendo dari pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur. 

Penampilan ini disertai rekaman iringan musik sasando, alat musik tradisional khas Sabu, dan disajikan dengan penuh keahlian serta keindahan, mendapatkan sambutan hangat dari penonton. 

Makna Tarian Lendo

Tarian Lendo, yang berarti "tarian dari negeri yang indah," merupakan bagian integral dari tradisi budaya Sabu. Tarian ini sering dipentaskan dalam acara adat dan perayaan penting. 

Tarian Lendo dari Sabu tidak hanya merupakan ungkapan syukur atas hasil panen dan keberhasilan sehari-hari, tetapi juga berfungsi sebagai bentuk penyambutan tamu yang meriah.

Selain itu, Tarian Lendo melambangkan persatuan dan keharmonisan dalam masyarakat, melalui gerakan dan formasi yang memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas. Gerakan dinamisnya juga mencerminkan keberanian dan kekuatan masyarakat Sabu dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Poto Bersama Mahasiswa STJKI dan Tim Jepang/Poto: Domi
Poto Bersama Mahasiswa STJKI dan Tim Jepang/Poto: Domi
Sementara itu, para remaja dan orang tua dari Jepang menampilkan tarian tradisional Rock Soran dari Hokkaido. Rock Soran adalah salah satu tarian tradisional Jepang yang menggambarkan kehidupan para pelaut. 

Tarian ini meniru gerakan ombak laut serta aktivitas nelayan seperti menarik kail dan tali serta mengangkat hasil tangkapan di pundak. 

Rock Soran sering dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah di Jepang sebagai bagian dari pendidikan budaya mereka. Penampilan ini dibawakan dengan energi tinggi, menambah warna dan keceriaan acara. 

Tarian ini merayakan ketahanan dan keberanian pelaut Jepang serta menunjukkan semangat kolektif dan dorongan untuk terus maju meskipun menghadapi kesulitan.

Pakaian Adat dan Jamuan Bersama

Seluruh mahasiswa STTJKI Salatiga mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Nias, NTT, Batak, Dayak, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. 

Dengan mengenakan pakaian adat yang beragam ini semakin menambah kemeriahan acara dan memberikan visual yang kaya akan warna, menggambarkan keberagaman budaya Indonesia.

Dalam acara juga ada jamuan makan bersama, diantaranya hidangan khas dari Jepang, yaitu teh hijau dan dorayaki. Teh hijau, dengan rasa yang khas dan menyegarkan, serta dorayaki, kue tradisional Jepang yang lembut dan manis. 

Juga disajikan makanan tradisional dari olahan singkong, yaitu Gethuk, khas Salatiga. Jamuan makan ini menambah suasana hangat dan penuh keakraban dalam pertemuan antarbudaya ini. 

Menumbuhkan Cinta Budaya Bagi Kaum Muda

Hery Susanto, Ketua STTJKI Salatiga, menyatakan harapannya untuk kegiatan ini, "Kami berharap pagelaran budaya ini akan menggugah semangat kaum muda untuk mencintai dan melestarikan budaya mereka. Kami ingin agar generasi muda tidak hanya mengenal dan mencintai budaya mereka sendiri tetapi juga berani memperkenalkan budaya tersebut kepada bangsa lain." 

Pagelaran budaya ini memberikan kesempatan berharga untuk memperkenalkan dan merayakan kekayaan budaya dari masing-masing peserta. Selain itu, acara ini juga mempererat hubungan antarbudaya dan memperkaya pemahaman terhadap keanekaragaman budaya. 

Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya memamerkan warisan budaya mereka tetapi juga belajar dan memahami budaya lain, membantu membangun rasa saling pengertian dan kerjasama yang lebih baik antara komunitas yang berbeda.

Aacara ini tidak hanya memperkaya pengetahuan tentang budaya tetapi juga memperkuat hubungan sosial dan budaya antara Indonesia dan Jepang. Ini merupakan langkah penting dalam mempromosikan toleransi dan kerukunan di tengah keanekaragaman budaya global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun