Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Soft Landing dan Transisi Kekuasaan

21 Agustus 2024   10:37 Diperbarui: 21 Agustus 2024   13:05 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kekuasaan adalah kemampuan untuk memengaruhi, mengendalikan sumber daya, dan membuat keputusan. Dalam dunia politik dan bisnis, kekuasaan ini sering digunakan untuk menentukan kebijakan, memimpin organisasi, atau membentuk opini publik. 

Namun, ketika seorang pemimpin mendekati akhir masa jabatannya, transisi kekuasaan menjadi tantangan krusial. Konsep soft landing menjadi relevan dalam situasi ini, yaitu strategi untuk memastikan bahwa perubahan kekuasaan berjalan mulus tanpa gangguan signifikan.

Strategi soft landing mencakup berbagai langkah untuk mengurangi risiko atau dampak negatif dari pergantian kekuasaan. Dalam dunia bisnis, proses ini sering terlihat saat CEO atau eksekutif senior mundur.

Dengan memastikan pengganti yang tepat telah dipersiapkan dan informasi jelas disampaikan kepada semua pihak, transisi bisa berjalan tanpa hambatan besar. Ini menegaskan pentingnya manajemen transisi untuk menjaga keberlanjutan organisasi, baik dalam politik maupun bisnis.

China dan Amerika

Beberapa negara memiliki pendekatan berbeda dalam menerapkan soft landing saat terjadi pergantian kekuasaan. China, misalnya, memiliki transisi kekuasaan yang sangat terstruktur dan terencana dalam kerangka Partai Komunis. 

Transisi dari Hu Jintao ke Xi Jinping pada 2012 menunjukkan bagaimana peralihan kekuasaan dapat dilakukan dengan stabil melalui persiapan yang matang. Proses ini menghindari gejolak politik, menjadikannya contoh keberhasilan soft landing dalam konteks sistem politik otoriter.

Sebaliknya, di Amerika Serikat, transisi kekuasaan diatur oleh sistem demokrasi yang kuat. Meskipun perbedaan ideologi sering mewarnai proses transisi, mekanisme konstitusional memastikan perubahan kekuasaan berjalan damai. 

Namun, transisi dari Trump ke Biden pada 2020 menunjukkan bagaimana dinamika politik bisa mengganggu soft landing, terutama ketika klaim kecurangan pemilu tidak terbukti. 

Korea Utara dan Afrika

Korea Utara menghadirkan model soft landing yang unik di bawah kendali penuh dinasti Kim. Transisi kekuasaan dari Kim Jong-il ke Kim Jong-un pada 2011 dilakukan dengan kontrol ketat dan persiapan yang hati-hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun