Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perilaku Seks Keliru dan Ancaman HIV/AIDS

20 Agustus 2024   23:57 Diperbarui: 21 Agustus 2024   10:35 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILustrasi : https://medlineplus.gov

Dalam beberapa waktu terakhir, perhatian masyarakat terhadap HIV/AIDS tampaknya menurun, namun berita terbaru mengungkapkan adanya kasus infeksi baru di lingkungan sekitar kita.

Informasi ini muncul setelah kabar mengenai seorang individu yang terjangkit HIV akibat perilaku pergaulan yang dianggap tidak sehat. Individu tersebut adalah seorang homoseksual, dan hal ini menimbulkan kepedihan serta kekhawatiran di lingkungan sekitar.


Homoseksual 

Menurut data dari Dinas Kesehatan, prevalensi HIV/AIDS di kalangan pria yang berhubungan sesama jenis memang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. 

Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 60% dari total kasus HIV di negara ini terjadi pada pria yang memiliki hubungan sesama jenis.

Selain itu, Dinas Kesehatan melaporkan bahwa HIV/AIDS adalah salah satu penyebab kematian utama di kalangan populasi ini, dengan sekitar 30% dari kematian terkait penyakit menular disebabkan oleh HIV/AIDS pada tahun lalu.

Pendampingan Pengobatan

Pendampingan kesehatan bagi orang dengan HIV/AIDS melibatkan berbagai aspek, termasuk terapi antiretroviral (ARV) yang terbukti efektif dalam menekan viral load dan meningkatkan kualitas hidup pasien. 

Dinas Kesehatan mencatat bahwa dengan pengobatan yang tepat dan akses yang memadai ke layanan kesehatan, seseorang dengan HIV dapat hidup sehat dan produktif. 

Namun, pendampingan juga meliputi edukasi tentang perilaku seksual yang aman dan pentingnya pengujian rutin untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Pendidikan kesehatan masyarakat sangat penting untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS. Dinas Kesehatan melaporkan bahwa kampanye edukasi mengenai cara penularan, pencegahan, serta pentingnya penggunaan kondom dan tes HIV secara berkala telah menunjukkan hasil positif dalam mengurangi infeksi baru.

Keterlibatan komunitas dalam mendukung program kesehatan dan pencegahan HIV/AIDS dapat membantu mengurangi stigma dan memfasilitasi akses layanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan. 

Dinas Kesehatan juga menekankan perlunya dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat umum untuk memastikan bahwa individu yang terinfeksi dapat memperoleh perawatan dan dukungan yang dibutuhkan.

Dalam menghadapi isu ini, penting juga untuk mengatasi kesenjangan dalam layanan kesehatan. Dinas Kesehatan mengidentifikasi adanya wilayah dengan akses terbatas ke tes HIV dan perawatan ARV, yang menghambat upaya pencegahan.

Penyuluhan yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat dan penyediaan layanan kesehatan yang ramah dan non-diskriminatif dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam program pencegahan.
 

Kebijakan yang Tepat

Terakhir, perlu kebijakan yang mendukung hak-hak kesehatan bagi individu dengan HIV/AIDS serta mereka yang memiliki orientasi seksual berbeda juga perlu diperhatikan. 

Kebijakan yang inklusif dan adil dapat memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan tanpa merasa tertekan atau terstigma.

Menghadapi isu HIV/AIDS membutuhkan pendekatan multi-sektor dan kolaboratif dari semua pihak. 

Dengan pendekatan yang holistik dan inklusif, serta dukungan data dan kebijakan dari Dinas Kesehatan, kita dapat bekerja sama untuk mengurangi penyebaran virus ini, meningkatkan kualitas hidup mereka yang terinfeks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun