Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Menghidupi Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandung Doa di Bawah Langit Senja

17 Agustus 2024   19:34 Diperbarui: 17 Agustus 2024   23:00 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Di bawah langit senja yang mulai memudar,  Cahaya jingga berpendar lembut, mengalun pelan,  Di sini aku duduk dalam diam yang bergetar,  
Menyelami sunyi, menembus batas angan.

Rindu pada waktu yang tak kembali,  
Tertinggal dalam lembaran hari yang pudar,  
Kenangan menari, menyusun harmoni, Di antara bayang-bayang yang samar.

Jalan berliku telah kulewati sendiri,  
Di antara luka dan tawa yang berselang,  
Namun, kasih setia-Mu tetap menemani,  
Memberi cahaya di setiap langkahku .

Tak selamanya hidup terhampar tenang,  
Ada badai yang datang menyapa,  
Namun dalam doa, kupegang janji-Mu,  Kau, Penjaga yang setia tanpa lelah.

Terang bintang mengintip malu di balik awan,  
Menyaksikan setiap air mata yang jatuh,  
Dalam letih, kuingat pelukan-Mu yang hangat,  
Menguatkan hati yang sangat rapuh.

Di ujung malam, kupanjatkan syukur,  
Pada cinta yang tak terukur luasnya,  
Dalam letih, dalam jiwaku tersungkur,  
Kau, Sang Khalik, tak pernah meninggalkan.

Kuingat waktu saat semuanya redup,  
Saat jalan gelap terasa tiada ujung,  
Namun Kau hadir membawa pelita,  
Menuntunku dalam teduh pangkuan-Mu.

Bunga-bunga doa mekar dalam lirih,  
Di setiap helaan nafas yang kupasrahkan,  
Dalam sunyi, dalam bisikan yang lirih,  
Kau mendengar setiap kata yang kuungkapkan.

Ada harap yang terlukis di cakrawala,  
Meski esok masih samar tak terungkap, Namun yakin hati tetap berserah,  
Pada kasih-Mu yang tak pernah meredup.

Baca juga: Dentuman Ombak

Setiap luka, setiap kerikil perjalanan,  
Kau ubah menjadi pelajaran indah,  
Mengukir hikmat di balik setiap cobaan,  
Menempa jiwa dengan cinta yang ramah.

Di bawah langit malam yang bersahaja,  Kuserahkan hati, kuserahkan jiwa,  
Pada-Mu, Sang Pemilik segala makna,  
Dalam pelukan kasih-Mu yang setia.

Tak selalu langkah ini kuat menapak,  
Namun tangan-Mu selalu menggenggam erat,  
Dalam derita, dalam sukacita yang memuncak,  
Kau, Sang Pemelihara, selalu dekat.

Di kursi panjang ini, kuterdiam,  
Berserah pada-Mu, Penulis skenario Agung,  
Dalam sepi, dalam doa yang terus mengalir,  
Kutemukan damai di hadirat-Mu yang teduh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun