Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Menghidupi Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Kegelapan

11 Agustus 2024   00:55 Diperbarui: 11 Agustus 2024   01:00 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://wallpapercave.com/w/wp7157308

Di jalan yang kelam, sang pemimpin melangkah  Kakinya terbenam dalam lumpur pekat Melewati lembah curam, penuh derita  
Gelap tanpa cahaya, tiada terang menyapa

Mata yang buta, tak menyadari arah  
Kehilangan pengertian, terbenam dalam kegelapan  
Teriakan minta tolong terabaikan, tiada jawaban
Sungguh kejam, tiada belas kasih, tiada perhatian

Langkah-langkahnya berat, menancap dalam tanah  
Menyusuri lorong-lorong tak berujung, penuh kesedihan  
Cahaya redup, semakin samar dan buram  
Gelisah dan bingung, tak tahu ke mana harus berpaling

Dalam gelap pekat, suara hampa bergaung  
Menyatu dengan desisan angin malan yang dingin  
Pintu tertutup rapat, tak ada lagi sinar  
Hilang dalam kesesatan, tiada pelita di tengah malam

Baca juga: Rindu

Di lembah curam, terjepit di jurang kehampaan
Kepala tertunduk, kehilangan arah dan tujuan  
Di balik keremangan, ada tangisan tak terdengar  
Menunggu uluran tangan yang tak pernah datang

Tangan-tangan yang gemetar, mencari pegangan  
Namun hanya menyentuh angin, kosong dan hampa  
Melewati jalan yang berliku, penuh bahaya  
Pemimpin terjerumus dalam gelap, tanpa peta dan suara

Rasa putus asa merayapi setiap langkah,  
Terkubur dalam kekeliruan dan kesalahan,  
Teriakan jiwa terenggut, tenggelam dalam kekelaman,  
Memanggil dalam sepi, tanpa jawaban, tanpa pelipur lara.

Satu-satunya teman adalah kesunyian malam  
Yang menceritakan kisah sedih tanpa suara  
Di lembah tanpa harapan, menanti pagi yang gelap  
Hilang dalam keraguan, dalam labirin yang tak berujung

Keterasingan merayap, menyelimuti setiap detik waktu,  
Meninggalkan luka dalam perjalanan yang panjang  
seperti tiada jalan keluar, hanya kekelaman yang mencekam  
Memimpin dalam kegelapan, mengabaikan teriakan yang penuh harap

Baca juga: Si Pongah

Akhir perjalanan terlihat samar, dalam gelap yang pekat  
Di tengah hutan kebingungan, tanpa tanda, tanpa arah
Pemimpin tersesat dalam jaring kesalahan  
Melewati lembah curam, dikelilingi oleh bayangan yang tak berujung

Dalam keheningan malam, di bawah langit yang suram  
Mereka yang minta tolong hanya bisa berharap  
Ketika pemimpin tersesat dalam kelamnya malam  
Di antara lumpur dan lembah, kehilangan arah dan harapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun