Di pagi cerah, saat mentari belum tampak, Â
Embun menari lembut di dedaunan hijau, Â
Udara dingin menyentuh kulit, Â
Ayam berkokok riang, membangunkan dunia kecil.
Di dusun tenang, jauh dari hiruk-pikuk, Â
Hidup dalam ketenangan yang hakiki, Â
Tanpa keramaian dan suara mesin, Â
Pagi hari seperti keajaiban baru.
Sinar surya perlahan merayap di ufuk timur, Â
Membuka tirai malam yang tersisa, Â
Kehangatan menggantikan dingin, Â
Mengundang cahaya untuk menyentuh bumi.
Daun-daun berkilau dalam cahaya lembut, Â
Bercerita tentang malam yang berlalu, Â
Burung-burung menyambut dengan nyanyian ceria, Â
Menyapa pagi penuh harapan baru.
Kicauan ayam berderai di udara, Â
Memecah kesunyian dusun damai, Â
Hiruk-pikuk pagi, lembut dan bersahaja, Â
Mengisi ruang dengan aroma tanah basah.
Dedaunan tertutup embun bersinar, Â
Menawarkan keindahan yang murni, Â
Rasa tenang menyelimuti, dunia terasa hening, Â
Di tengah alam yang penuh kedamaian ini.
Jalan setapak di bawah sinar lembut, Â
Mengundang langkah menjelajah lebih lagi, Â
Sebuah langkah di pagi hari, Â
Menuju harmoni abadi dan sejati.
Pagi ini penuh janji dan harapan, Â
Menawarkan kebangkitan dalam setiap hela nafas, Â
Menjadi saksi bahwa keindahan tak perlu gemerlap, Â
Hanya butuh ketenangan untuk merasakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H