Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Menghidupi Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melaju di Bawah Terik Mentari

10 Agustus 2024   08:30 Diperbarui: 10 Agustus 2024   09:06 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kaki berlari, langit membakar

Setiap tetes keringat ini
Adalah cerita dalam perjalanan sarat beban

Panah panas menyengat kulit
Menyusuri jalanan yang berdebu
Namun di balik sinar yang menyilau
Ada tekad yang tak pernah layu

Di negeri antah berantah, tirani melanda
Kekuasaan merajalela, bagaikan badai  
Kita berlari, melawan bayang-bayang
Dalam gelapnya kekuatan yang menindas

Sepanjang hari tiada henti
Memeras keringat demi sesuap nasi
Teriak anak sambil menangis
Meminta susu, suara yang mengiris

Ibu menggendong sang bayi
Menenangkan dalam keletihan
Dalam harapan yang tak pernah pudar  
Menemukan kekuatan dalam kasih sayang

Baca juga: Rindu

Terik ini, tantangan di hadapan
Menjadi saksi perjalanan panjang
Dalam setiap detik yang melelahkan
Ada mimpi yang terus mengembang

Di tengah panasnya hari
Kita terus melaju tanpa henti
Sampai mentari tenggelam di barat
Dan malam membentangkan sayapnya

Baca juga: Si Pongah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun