2. Tidak Bertanggung Jawab
Orang yang sering merasa sebagai korban biasanya kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap tindakan mereka sendiri. Mereka cenderung enggan mengakui kesalahannya dan lebih memilih untuk melihat dirinya sebagai korban dari situasi atau tindakan orang lain.Â
Sikap ini menghambat kemampuan mereka untuk belajar dari pengalaman dan membuat perubahan positif dalam hidup mereka.
Contoh: Setiap kali ada masalah, Pak Regen selalu menyalahkan orang lain, dia berkata, "Saya gagal dalam proyek ini karena rekan kerja saya tidak mau memberikan dukungan." Pak Regen tidak mempertimbangkan apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki situasinya.
3. Fokus pada Keluhan dari Solusi
Orang yang playing victim bisa terjebak dalam siklus keluhan daripada mencari solusi, baik itu di rumahnya, lingkungan pekerjaan, maupun lingkungan sosial .
Misalnya, seorang anggota tim di sebuah  perusahaan sering mengeluh tentang beban kerja yang tinggi dengan pernyataan seperti ini: "Saya selalu mendapatkan tugas yang paling sulit, sementara rekan-rekan saya tidak mengalami hal yang demikian."
Alih-alih mencari solusi untuk masalah yang dihadapi, orang tersebut sering kali lebih fokus pada keluhan dan rasa sakit yang mereka alami.Â
Sebagai contoh, seorang pegawai di sebuah perusahaan terus-menerus meratapi ketidakadilan dengan mengatakan, "Saya merasa tidak dihargai, tidak peduli seberapa keras saya bekerja."Â
4. Berusaha Mendapatkan Simpati