Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Menghidupi Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

6 Kebiasaan Buruk Orang yang Suka Playing Victim

1 Agustus 2024   16:10 Diperbarui: 1 Agustus 2024   16:55 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: https://www.vectorstock.com

Dalam pergaulan kita sehari-hari, kita sering bertemu dengan orang-orang yang tampaknya selalu merasa menjadi korban dalam berbagai situasi. Meskipun mereka mungkin tidak selalu menyadarinya, kebiasaan ini dapat merusak hubungan dan menghambat perkembangan pribadi, bahkan merusak organisasi.

Dalam tulisan ini, kita akan membahas tujuh kebiasaan buruk yang umumnya dimiliki oleh orang-orang yang suka playing victim (berperan sebagai korban).

1. Terus-Menerus Menyalahkan Orang Lain

Salah satu tanda utama dari seseorang yang sering memainkan peran sebagai korban adalah kecenderungan mereka untuk selalu menyalahkan orang lain ketika masalah muncul. Misalnya, jika mereka terlambat menghadiri suatu rapat, mereka mungkin mengatakan: "Saya terlambat karena kamu tidak memberi tahu saya tentang perubahan jadwal rapat lebih awal. Ini semua salahmu."

Kebiasaan ini juga terlihat jelas ketika mereka menghadapi tantangan di tempat kerja atau dalam hubungan pribadi. Misalnya, ketika sebuah pekerjaan tidak selesai tepat waktu, ia lebih suka berkomentar, "Proyek ini tidak selesai tepat waktu karena kamu tidak memberikan semua informasi yang diperlukan. Saya tidak bisa melakukan apa-apa jika tidak ada data lengkap dari Anda."

Dalam lingkup hubungan pribadi, mereka mungkin mengatakan, "Kita sering bertengkar karena kamu selalu mengabaikan perasaanku. Aku merasa tidak dipahami dan dihargai."

Dengan cara ini, mereka cenderung menyalahkan orang lain tanpa mempertimbangkan kontribusi mereka sendiri terhadap penyelesaian masalah.

2. Tidak Bertanggung Jawab

Orang yang sering merasa sebagai korban biasanya kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap tindakan mereka sendiri. Mereka cenderung enggan mengakui kesalahannya dan lebih memilih untuk melihat dirinya sebagai korban dari situasi atau tindakan orang lain. 

Sikap ini menghambat kemampuan mereka untuk belajar dari pengalaman dan membuat perubahan positif dalam hidup mereka.

Contoh: Setiap kali ada masalah, Pak Regen selalu menyalahkan orang lain, dia berkata, "Saya gagal dalam proyek ini karena rekan kerja saya tidak mau memberikan dukungan." Pak Regen tidak mempertimbangkan apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki situasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun