Sore itu tanggal 19 Juli 2021, saya menerima telepon dari Pak Lik, adik dari Ibu, yang tinggal di dusun. Ia mengabarkan bahwa Bapak saya dalam kondisi kritis di rumah. Saat itu, kami berada di tengah pandemi COVID-19.
Penyakit Bapak saya bukanlah akibat dari Covid 19, melainkan akibat penurunan kesehatan yang telah lama dialaminya.Â
Bapak telah menderita penyakit prostat selama lebih dari dua belas tahun, dan kaki yang lemah membuatnya sangat sulit untuk berjalan tanpa bantuan tongkat dan alat walker.
Selama masa pandemi, ketika bapak saya sakit, kami meminta bantuan mantri atau tenaga kesehatan dari desa Giripanggung, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari rumah kami, untuk perawatan di rumah.
Akhirnya dengan mengendarai sepeda motor, saya segera pulang dan tiba di rumah orangtua sekitar pukul tujuh malam, setelah perjalanan selama tiga jam dari Salatiga.Â
Setibanya di rumah, saya bertemu dengan Ibu saya dan kerabar, serta tetangga sekitar tiga puluh orang yang berkumpul, sembari mereka bercakap-cakap dengan minum teh.
Di desa kami, terdapat sebuah tradisi yang mengikat kuat, di mana keluarga dan tetangga akan berkumpul dan menunggu hingga tengah malam ketika ada anggota keluarga yang sakit.
Tradisi ini mencerminkan rasa solidaritas dan dukungan komunitas terhadap keluarga yang sedang mengalami masa sulit.
Selama ini, orang tua saya hanya tinggal berdua di rumah, dan saya biasanya hanya pulang untuk menjenguk mereka sebulan sekali. Namun, situasi kali ini berbeda. Karena kondisi kesehatan bapak yang sangat kritis, saya merasa perlu untuk pulang hampir setiap minggu meskipun ada risiko tinggi terkait pandemi.Â
Ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan keluarga dan kewajiban moral untuk berada di sisi orang yang kita cintai dalam waktu-waktu kritis, meskipun situasinya sulit.Â
Tentu sangat tidak mudah menghadapinya. Saat ini, saya pulang sendirian karena istri saya sedang menjalani masa pemulihan dari pengobatan kanker payudara. Setiap hari, dia menjalani sesi pengobatan rutin yang melelahkan dan penuh ketidakpastian.Â