Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Membangun Pemikiran Lurus dan Positif demi masa depan, memberikan tulisan yang bermanfaat untuk kemajuan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Transformasi dan Inovasi GJKI di Era Digital

25 Juli 2024   16:47 Diperbarui: 26 Juli 2024   10:16 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengurus GJKI Nasional 

Di zaman yang terus berubah ini, atau era digital, maka inovasi dan pemikiran maju sangat penting bagi perkembangan sebuah gereja atau organisasi keagamaan. Dengan berinovasi, sebuah gereja dapat tetap relevan dan memenuhi kebutuhan jemaat dalam menghadapi perubahan zaman. 

Pemikiran maju juga membantu dalam menjawab tantangan baru dan mengeksplorasi cara-cara baru untuk memperluas pelayanan dan pengabdian dalaam lingkup jemaat dan masyarakat. Jadi, era digital pada zaman ini memang mendorong gereja untuk terus beradaptasi dan mengembangkan diri, bahkan dalam konteks kehidupan rohani.

Gereja Jemaat Kristus Indonesia telah memperkuat persiapannya untuk menghadapi tantangan modern. Dimana zaman ditandai dengan kemajuan Artificial General Intelligence (AGI).  

Doa Bersama di STJKI 
Doa Bersama di STJKI 
Guna memperkuat dan menyiapkan diri maka ada beberapa langkah strategis yang mulai dilakukan. Diantaranya adalah: mengutamakan pembangunan jejaring dan kolaborasi antar gereja-gereja yang berada di bawah naungannya. Kolaborasi ini tidak hanya terbatas pada pertukaran pengalaman dan sumber daya, tetapi juga dalam hal penerapan teknologi yang dapat mendukung pengembangan pelayanan dan komunikasi di era digital. 


Diskusi bersama Pimpinan GJKI 
Diskusi bersama Pimpinan GJKI 
Selanjutnya GJKI ini menyiapkan untuk mengimplementasikan system matrikulasi hybrid yang menggabungkan pendekatan tradisional dengan teknologi mutakhir. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda dalam memahami dan menggunakan teknologi secara etis, serta mempertahankan nilai-nilai dan ajaran gerejawi dalam konteks yang relevan dan sesuai dengan zaman.

Hal yang tidak kalah penting adalah GJKI juga fokus untuk mewujudkan visi keluarga Hamba Tuhan yang dipulihkan. Ini tidak hanya mencakup aspek spiritual dan kehidupan pribadi, tetapi juga tanggung jawab sosial gereja terhadap masyarakat luas dalam menghadapi dampak teknologi digital. Dengan memfokuskan pada pemulihan dan pemberdayaan keluarga sebagai unit terkecil gereja, sinode berupaya membangun fondasi yang kuat untuk menghadapi masa depan yang kompleks.

GJKI juga berkomitmen untuk membangun gereja lokal yang kokoh dan mampu bertumbuh di era modern. Ini mencakup pembinaan pemimpin gereja yang visioner, pelayanan yang adaptif terhadap perubahan sosial dan teknologi, serta penerapan strategi pertumbuhan gerejawi yang inklusif dan berkelanjutan.

Selain itu, GJKI juga berusaha untuk meningkatkan pemahaman dan respons gereja terhadap tantangan etika yang muncul dari penggunaan teknologi AGI. Tantangan yang harus dijawab bagaimana kemudian geteja merancang program pendidikan dan pembinaan untuk mempersiapkan anggota gereja dalam menghadapi dilema etika yang kompleks, seperti keadilan sosial, privasi, dan dampak teknologi terhadap kehidupan manusia.

GJKI berkomitmen untuk memperkuat pengawasan dan pembinaan dalam penggunaan teknologi di setiap tingkatan gereja. Mereka memastikan bahwa teknologi digunakan untuk mendukung misi gereja dan memperkuat iman, bukan sebagai pengganti atau mengganggu nilai-nilai spiritual dan ajaran gerejawi yang mendasar. Dengan langkah-langkah ini, GJKI siap menghadapi tantangan zaman di era AGI dengan keyakinan dan kesiapan yang kokoh, menjaga identitas dan misi gereja dalam menghadapi perubahan global yang cepat dan kompleks.

Dalam gelar diskusi yang dihadiri oleh Pdt. Douglas Yeri Tamara, M.Th. (Ketua Nasional GJKI), Pdt. Kondang Sri Tatanegara, M.Th. (Sekretaris Umum), dan Pdt. Herawan Rudijanto, S.Th. (Wakil Sekretaris Umum), pembahasan tentang memajukan gereja dalam konteks yang dinamis dan kompleks saat ini menjadi semakin relevan. 


Dengan mengadopsi pendekatan inklusif, integratif, dan dinamis ini, gereja diharapkan tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga berkembang secara positif dalam memenuhi panggilannya dalam memberikan pelayanan yang efektif bagi anggota gereja dan masyarakat luas di era yang terus berubah ini.

Pengembangan Gereja

Dalam diskusi yang dihadiri pimpinan STTJKI ini juga membahas upaya memajukan gereja dalam konteks yang dinamis dan kompleks saat ini, langkah-langkah penting perlu diambil untuk mengubah paradigma yang sudah terbiasa. Pertama, di era digital gereja harus menghindari berfikir sempit yang membatasi sudut pandang mereka. Ini artinya mengakui keberagaman pengalaman dan tantangan yang dihadapi oleh jemaat, serta mendorong dialog yang inklusif untuk merangkul berbagai ide dan kontribusi dari seluruh anggota gereja.

Selanjunya gereja perlu mengubah pola pikir lama atau masa lalu yang menghambat inovasi dan adaptasi. Dengan tetap mempertahankan nilai-nilai fundamental, gereja harus bersikap dinamis dalam menyikapi perubahan zaman dan menemukan cara-cara baru untuk menerapkan nilai-nilai tersebut secara relevan dalam konteks masa kini.

Langkah Penting Gereja

Untuk memajukan pelayanan dalam diskusi tersebut menyampaikan bahwa Gereja Jemaat Kristus Indonesia (GJKI) perlu membangun komunikasi yang baik, mampu membangun semangat pelayanan (PI), kerjasama yang erat, dan dukungan yang saling menopang, serta melakukan berbagai langkah strategis yang dapat diimplementasikan secara mendalam dan terperinci.

Komunikasi yang baik menjadi pondasi utama dalam membangun hubungan yang sehat dan produktif di antara gereja- gereja. Hal ini meliputi mempromosikan persatuan, transparansi, dan saling mendengarkan dalam setiap interaksi. Komunikasi terbuka memungkinkan kesempatan untuk menyampaikan ide, kekhawatiran, dan aspirasi dengan lebih efektif, sehingga menciptakan lingkungan yang inklusif dan membangun kepercayaan.

Dalam pemaparannya Sekretaris Umum GJKI Nasional juga menyampaikan dorongan untuk membangkitkan semangat pekabaran Injil (PI). Gereja dapat menyelenggarakan program pelatihan rutin yang fokus pada pengembangan PI dan pemantapan rohani. Ini termasuk pengajaran mengenai panggilan pelayanan dan praktik-praktik terbaik dalam melayani persekutuan dan sesama.

Kerjasama yang erat antaranggota gereja merupakan kunci untuk mencapai tujuan bersama. Gereja dapat mendorong pembentukan tim kerja atau kelompok studi untuk menangani proyek-proyek tertentu, baik itu terkait dengan pembinaan rohani, pelayanan sosial, atau pengembangan program gereja lainnya. Kolaborasi yang baik akan meningkatkan efisiensi, kreativitas, dan dampak positif dari setiap gereja lokal.

Dalam upaya memperkuat semangat pelayanan, penting untuk mengembangkan program pendidikan dan pengembangan diri yang berkelanjutan bagi para pelayan dan potensi pelayan. Hal ini mencakup seminar, lokakarya, dan pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman teologis, keterampilan kepemimpinan, dan kompetensi dalam pelayanan pastoral dan sosial.

Menjalin hubungan yang erat dengan gereja- gereja lokal  merupakan strategi yang efektif untuk membangun jaringan dukungan yang luas dan memperluas dampak positif gereja. Gereja dapat mengadakan berbagai kegiatan, program kemitraan, atau inisiatif pelayanan yang bersifat inklusif.

Selanjutnya perlu mengembangkan kepemimpinan yang visioner dan inklusif akan membantu memandu gereja menuju tujuan yang diinginkan dengan visi jangka panjang. Pemimpin gereja perlu memfasilitasi dialog terbuka, mempromosikan nilai-nilai Kristen yang mendasar, dan memotivasi anggota untuk berkomitmen dalam mengembangkan gereja sebagai pusat pelayanan dan ibadah yang dinamis.

Dalam semua upaya ini, menjaga fokus pada nilai-nilai iman dan etika Kristen yang mendalam merupakan hal yang sangat penting. Memastikan bahwa semua kegiatan dan keputusan didasarkan pada prinsip-prinsip injil akan memastikan bahwa Gereja Jemaat Kristus Indonesia berkembang dengan cara yang sesuai dengan ajaran Kristus dan mampu memberikan inspirasi dan bimbingan iman untuk jemaat dan masyarakat secara luas.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini secara konsisten dan komprehensif, gereja jemaat Kristus Indonesia dapat membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan, kesatuan, dan pelayanan yang berdampak dalam memenuhi panggilan mereka sebagai bagian dari tubuh Kristus di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun