Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekeringan Melanda Gunungkidul

22 Juli 2024   18:53 Diperbarui: 1 Agustus 2024   10:07 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persiapan yang matang selama periode ini sangat penting untuk memastikan keberhasilan pertanian di musim hujan dan mendukung keberlanjutan usaha tani mereka.

Petani tadah hujan di Gunungkidul, khususnya di sekitar Dusun Jati dan Candirejo, menerapkan strategi penanaman yang beragam untuk memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan hasil pertanian. Tanaman yang umum ditanam di wilayah ini meliputi padi, ketela pohon, kedelai, dan jagung. 

Salah satu teknik yang banyak diadopsi adalah sistem tumpang sari. Dalam sistem ini, beberapa jenis tanaman ditanam secara bersamaan dalam satu area lahan, menawarkan berbagai keuntungan ekologis dan agronomis.

Di sekitar Dusun Jati dan Candirejo, petani tradisional menggunakan sistem tumpang sari dengan menanam padi bersama dengan jagung atau kedelai. 

Teknik ini membantu memaksimalkan penggunaan ruang lahan dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan tanaman yang berbeda. Dari perspektif ekologi, sistem tumpang sari dapat mengurangi risiko kerugian akibat serangan hama atau penyakit.

 Keberagaman tanaman mengganggu siklus hidup hama dan patogen, sehingga mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit yang meluas.

 Selain itu, keberagaman tanaman juga berkontribusi terhadap peningkatan kesuburan tanah. Misalnya, kedelai adalah tanaman legum yang dapat memperbaiki kualitas tanah melalui fiksasi nitrogen, yang menambah kandungan nitrogen dalam tanah dan meningkatkan kesuburan untuk tanaman berikutnya.

Pendekatan ini juga memungkinkan petani untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman, yang sangat penting dalam menghadapi ketidakpastian cuaca dan perubahan lingkungan.

Nasib Tanah Tanah tanpa Istirahat

Pada masa sekarang, tanah seringkali mengalami penurunan kesuburan akibat berbagai faktor, termasuk praktik pengolahan tanah yang terus menerus dan penggunaan pupuk kimia. Pengolahan tanah yang dilakukan secara berulang tanpa periode istirahat dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah. 

Teknik seperti pembajakan yang berlebihan merusak struktur tanah, mengurangi kandungan bahan organik, dan meningkatkan erosi. Akibatnya, tanah kehilangan kemampuannya untuk menahan air dan nutrisi, yang mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun