Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan, Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekeringan Melanda Gunungkidul

22 Juli 2024   18:53 Diperbarui: 1 Agustus 2024   10:07 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini membuat telaga-telaga alami kedap air menjadi sumber air yang andal, terutama di musim kemarau ketika sumber air lainnya mungkin mengering. Selain itu, telaga ini juga dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem lokal, menyediakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan.

Musim Kemarau Panjang

Kekeringan yang berkepanjangan memiliki dampak signifikan terhadap ekosistem, terutama terhadap tanaman dan struktur tanah. Tanaman perdu, yang biasanya beradaptasi dengan kondisi kering dan memiliki sistem perakaran dangkal, sangat rentan terhadap kekurangan air. 

Ketika periode kekeringan berlangsung lama, tanaman perdu tidak dapat menyerap air yang cukup dari tanah, menyebabkan dehidrasi yang parah.

 Proses fotosintesis terganggu, mengakibatkan penurunan produksi energi yang vital untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman. Akibatnya, banyak tanaman mengalami layu, defoliasi, dan akhirnya kematian.

Di sisi lain, tanah yang kehilangan kelembaban secara signifikan akibat kekeringan mengalami perubahan struktural yang dramatis. Tanah yang awalnya gembur dan berpori menjadi keras dan kompak, dengan penguapan yang tinggi dan minimnya suplai air menyebabkan partikel tanah menyusut dan mengencang. 

Proses ini menghasilkan retakan-retakan di permukaan tanah, yang dikenal sebagai desikasi tanah. Retakan ini tidak hanya mengurangi kemampuan tanah untuk mendukung kehidupan tanaman, tetapi juga meningkatkan erosi tanah ketika hujan akhirnya turun, karena air hujan dengan cepat mengalir melalui retakan tanpa sempat meresap.

Dampak kekeringan yang berkepanjangan sangat terasa bagi para petani tradisional di bagian selatan Gunungkidul, terutama di Kecamatan Semanu, kecamatan Tepus, dan wilayah sekitarnya. 

Kekeringan yang berkepanjangan menyebabkan kesulitan signifikan dalam mencari pakan ternak, yang mempengaruhi kesejahteraan dan produktivitas ternak mereka. Dengan berkurangnya pasokan pakan alami akibat kekeringan, petani harus mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak mereka.

Source: Kompas.com/Markus Yuwono
Source: Kompas.com/Markus Yuwono

Di kawasan Gunungkidul, khususnya di kecamatan Semanu dan Tepus, para petani menghadapi tantangan besar akibat kekeringan yang melanda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun