AI Menuju ke AGI
Perkembangan dari kecerdasan buatan (AI) menuju kecerdasan buatan umum (AGI) menggambarkan sebuah tantangan besar dalam dunia teknologi
Saat ini, AI telah memberikan kontribusi yang besar dalam berbagai bidang, seperti otomatisasi proses industri, analisis data kompleks, dan pengembangan aplikasi yang lebih canggih.Â
AGI melibatkan usaha untuk mengembangkan sistem yang tidak hanya mampu melakukan tugas-tugas spesifik dengan baik, tetapi juga memiliki kemampuan untuk belajar dari interaksi dengan lingkungan, beradaptasi dengan situasi baru, dan mengembangkan pemahaman yang kompleks dan fleksibel, mirip dengan kemampuan manusia.
Progres menuju AGI terus didorong oleh inovasi dalam beberapa bidang seperti machine learning, deep learning, dan pengolahan bahasa alami.Â
Meskipun demikian, tantangan besar yang harus diatasi meliputi pemodelan abstrak, keterbatasan algoritma saat menghadapi situasi baru, serta penguasaan etika dan keamanan yang melekat pada teknologi yang semakin canggih.
Lahirnya AI
John McCarthy, seorang pionir dalam ilmu komputer, dikenal sebagai pencetus istilah "Artificial Intelligence" pada tahun 1955, yang kemudian diusulkannya secara resmi dalam Konferensi Dartmouth tahun 1956.
Konferensi tersebut menandai titik awal dalam evolusi Kecerdasan Buatan, di mana McCarthy dan koleganya memperdebatkan ide mesin yang bisa belajar dan berpikir seperti manusia.
Kontribusi McCarthy tidak hanya terbatas pada penciptaan istilah AI, tetapi juga mencakup pengembangan banyak konsep dan teknik yang menjadi pondasi utama dalam pengembangan AI modern.
Menurut laporan CNBC Internasional, CEO Tesla, Elon Musk, memberikan indikasi bahwa kemungkinan kecerdasan buatan umum (AGI) akan tersedia pada tahun 2026.Â