Mohon tunggu...
Zuhrufatun Nafisah
Zuhrufatun Nafisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Matematika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika dengan Strategi Diferensiasi untuk Siswa dengan Beragam Kebutuhan Belajar

3 Januari 2025   22:00 Diperbarui: 3 Januari 2025   22:00 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang menantang bagi banyak siswa. Keberagaman dalam kemampuan, minat, dan gaya belajar siswa menuntut guru untuk menerapkan strategi pengajaran yang adaptif. Strategi diferensiasi memungkinkan guru untuk menyesuaikan konten, proses, dan produk pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individu siswa, sehingga meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan.

Pembelajaran dengan paradigma baru memberikan fleksibilitas bagi para pendidik untuk merancang proses pembelajaran dan penialaian sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan peserta didik. Pendekatan ini menekankan pentingnya pembelajaran yang berfokus pada peserta didik. Proses pembelajaran dimulai dengan pemetaan standar kompetensi, diikuti dengan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan penilaian untuk memperbaiki proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan (Kemendikbud, 2021). Kompetensi yang dimaksud mencakup keterampilan abad 21, seperti komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta kreativitas dan inovasi (Partnership for 21st Century, 2007).

Pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara berbagai elemen pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah. Melalui pembelajaran matematika, siswa dapat membangun pemahaman tentang konsep-konsep matematika dengan cara mereka sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong inisiatif dan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Matematika berfungsi sebagai alat untuk berpikir, berkomunikasi, dan menyelesaikan masalah. Kemampuan seperti berpikir logis, bernalar, berpikir kreatif, memecahkan masalah, dan keterampilan matematis lainnya dapat berkembang melalui pembelajaran matematika (Murtianto et al., 2013). Pembelajaran matematika memberikan peluang bagi siswa untuk terlibat aktif, mengajukan pertanyaan, dan mengemukakan pendapat, guna mengembangkan kemampuan matematis mereka. Berbagai model, strategi, dan metode pembelajaran digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan dan karakteristik siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah konsep baru dalam dunia pendidikan. Pendekatan ini sangat penting dalam proses belajar mengajar yang memenuhi kebutuhan peserta didik di abad-21. Para guru perlu terus belajar dan memperhatikan keberagaman peserta didik untuk menciptakan pembelajaran yang efesien, profesional dan efektif (Marlina & Aini, 2023). Guru memiliki tanggung jawab untuk menguasai metode pengajaran, karena pendidikan tidak boleh dilakukan sembarangan. Mereka harus memahami bahwa setiap anak itu unik dengan bakat, kecerdasan, minat dan kemampuan yang berbeda-beda (Faiz et al., 2022). Dalam pembelajaran berdiferensiasi, perhatian utama adalah pada kebutuhan kekuatan peserta didik, serta cara mereka belajar, termasuk prefensi dan minat masing-masing. Diferensiasi menunjukkan bahwa tujuan sekolah adalah untuk memaksimalkan potensi semua peserta didik.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar masing-masing. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada hasil pembelajaran, tetapi juga pada proses dan materi yang diajarkan. Jika kita melihat kembali proses pembelajaran di masa lalu hingga sekarang, pendidikan di Indonesia masih belum banyak mengalami perubahan. Banyak sekolah yang masih menggunakan sistem pembelajaran tradisional yang menganggap semua anak itu sama, lebih berfokus pada guru tanpa memberikan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan berkolaborasi dalam belajar.

Menggabungkan konsep diferensiasi dalam pembelajaran matematika menawarkan pendekatan yang dapat meningkatkan proses pembelajaran. Dengan menyesuaikan pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan individu siswa, guru dapat membantu siswa membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep matematika, sesuai dengan prinsip-prinsip konstruktivisme. Oleh karena itu, penelitian tentang penerapan diferensiasi dalam pengajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme sangat penting untuk memahami hubungan antara kedua konsep tersebut dan dampaknya terhadap pembelajaran matematika yang lebih efektif.

Menurut Tomlinson (2001), pembelajaran berdiferensiasi adalah upaya menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa. Pendekatan ini melibatkan modifikasi dalam tiga aspek utama:

  • Kesiapan Belajar (Readiness): Menyesuaikan tingkat kesulitan materi dengan kemampuan awal siswa.
  • Minat (Interest): Mengaitkan materi pembelajaran dengan minat siswa untuk meningkatkan motivasi belajar.
  • Profil Belajar (Learning Profile): Memfasilitasi siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, seperti visual, auditori, atau kinestetik.

Dengan mempertimbangkan ketiga aspek ini, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih responsif terhadap kebutuhan individu siswa.

Strategi pembelajaran diferensiasi diterapkan berdasarkan kebutuhan belajar siswa, yang meliputi tiga aspek: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar siswa. Kesiapan belajar mengacu pada kemampuan awal siswa untuk mempelajari materi baru. Minat belajar berhubungan dengan jenis pembelajaran yang disukai dan diminati oleh siswa, yang dapat membuat pembelajaran lebih bermakna bagi mereka. Sedangkan profil belajar mencakup pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan preferensi siswa, termasuk faktor seperti budaya, bahasa, gaya belajar, dan latar belakang keluarga (Herwina, 2021). Penerapan strategi diferensiasi dalam pembelajaran matematika memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Pembelajaran yang disesuaikan dengan minat dan gaya belajar siswa dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi mereka dalam proses belajar.
  • Meningkatkan Pemahaman Konsep: Dengan menyesuaikan materi dan metode pengajaran, siswa dapat memahami konsep matematika dengan lebih baik.
  • Mengakomodasi Keberagaman Siswa: Strategi ini memungkinkan guru untuk memenuhi kebutuhan belajar individu, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus atau kemampuan tinggi.
  • Mendorong Kemandirian Belajar: Siswa didorong untuk mengenali gaya belajar mereka sendiri dan mengambil tanggung jawab atas proses belajar mereka.

Strategi diferensiasi dalam pembelajaran matematika merupakan pendekatan yang efektif untuk mengakomodasi keberagaman kebutuhan belajar siswa. Dengan menyesuaikan konten, proses, dan produk pembelajaran, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendorong setiap siswa untuk mencapai potensi maksimalnya. Meskipun menghadapi beberapa tantangan, dengan perencanaan yang matang dan pelatihan yang tepat, strategi ini dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

REFERENSI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun