Mohon tunggu...
Nashyatul Zahwa
Nashyatul Zahwa Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember 2019

191910501046

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keterkaitan Lokasi Industri Tahu Rumahan di Dusun Selomanen dengan Teori Lokasi Weber

21 Maret 2021   00:35 Diperbarui: 21 Maret 2021   11:48 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : ilmumanajemenindustri.com

Desa Purwokerto merupakan salah satu desa di Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri yang memilki luas 417,12 Ha. Mayoritas penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai buruh tani yang mengelola tegal disekitarnya karena dominasi penggunaan lahannya berupa tegal dan pertanian. Di salah satu dusun di Desa Purwokerto, yakni Dusun Selomanen terdapat industri tahu rumahan yang berdiri sejak tahun 2002. Lokasi industri terletak pada permukiman penduduk yang jarak antar rumah satu dengan yang lain cukup jauh dan disekitarnya terdapat tanaman tebu (tegal). Industri ini dikelola oleh sepasang suami istri yang dalam sehari dapat menghasilkan tahu sebanyak 8-9 timba. Daerah pemasaran industri tahu ini adalah desa di sekitar lokasi industri tahu rumahan berada. Pada Dusun Selomanen hanya terdapat dua industri rumahan tahu yang mana industri tersebut dikelola oleh adik dari pemilik industri tahu rumahan yang hendak penulis teliti.

Adapun potensi dan masalah yang dimiliki oleh industri tahu rumahan yang diteliti penulis adalah sebagai berikut.

Potensi

1. Memiliki pelanggan tetap

Tahu yang sudah dihasilkan tidak didistribusikan ke pasar yang berada di desa tersebut, melainkan ke toko atau warung yang sudah berlangganan dengan pemilik industri tahu rumahan ini. Menurut hasil wawancara dengan pemilik usaha, hal ini dinilai lebih menguntungkan karena hasil keuntungan penjualan yang relatif sama bahkan meningkat setiap hari dengan pelanggan tetap daripada dijual ke pasar yang tidak menentu hasil pendapatannya. Lokasi toko-toko yang berlangganan pun dinilai cukup strategis karena walaupun tidak terletak di jalan besar, tetapi toko-toko tersebut terletak di area permukiman penduduk yang padat. Selain itu, biaya transportasinya dapat lebih hemat karena tidak perlu keliling untuk mendagangkan dagangannya dan lebih menghemat waktu.

2. Sudah terdapat penanganan limbah

Limbah yang dihasilkan dari produksi tahu ini sudah ditangani sebaik mungkin oleh pemilik industri. Limbah cair dari sisa hasil pengolahan di tampung di tempat pembuangan limbah komunal yang berada di kebun bagian belakang rumah pemilik industri rumahan tahu ini. Dengan begitu, pemilik industri tahu rumahan ini peduli terhadap lingkungan karena tidak mencemari lingkungan sekitar dengan limbah cair. Untuk sisa pengolahan produksi yang lain, seperti ampas tahu, dimanfaatkan kembali menjadi pakan sapi dan beberapa ampas tahu juga dijual kembali. Jadi, sisa pengolahan produksi berupa ampas tahu juga dapat mendatangkan keuntungan bagi pemilik usaha.

3. Lokasi yang saling berjauhan antara rumah satu dengan yang lainnya

Lokasi Dusun Selomanen yang masih terdapat banyak tegal di sekelilingnya, tepatnya yang berlokasi di satu deret dengan rumah yang dijadikan lokasi pengolahan tahu, menyebabkan rumah penduduk satu dengan yang lainnya saling berjauhan. Pada proses produksi tahu, suara bising dari mesin yang dihasilkan dapat mengganggu warga sekitar. Namun, karena lokasi antar rumah yang saling berjauhan ini akan mengurangi dampak dari suara bising yang dihasilkan oleh mesin produksi pada saat beroperasi sehingga tidak mengganggu kenyamanan  masyarakat.

Masalah

1. Permasalahan bau

Bau yang dihasilkan dari limbah pengolahan tahu tidak terhindarkan. Meskipun demikian, pemilik industri tahu tetap mengusahakan yang terbaik untuk penanganan limbah dari hasil pengolahan tahu. Bahkan, penempatan wadah untuk limbah cair diletakkan di kebun belakang rumah pemilik industri. Namun, beberapa kali bau yang dihasilkan tidak dapat terhindarkan.

Hal yang menarik dari industri tahu rumahan ini adalah lokasi industri yang jauh dari pasar dan bahan baku. Walaupun lokasi pasar yang jauh, pendirian industri tetap dilakukan di rumah pemilik usaha dan tidak direlokasi ke lokasi yang dekat dengan pasar. Hal ini diasumsikan karena industri tahu rumahan ini memiliki pasar/pelanggan tetap sendiri yang tentunya menerima hasil produksi tahu ini. Menurut hasil wawancara dengan pemilik usaha tahu ini, terdapat delapan toko yang sudah berlangganan. Bahkan, penduduk di luar desa atau kecamatan tempat lokasi industri berada datang untuk membeli tahu di tempat ini. Untuk bahan baku berupa kedelai, pemilik usaha membeli kedelai lokal di Desa Branggahan karena tidak dapat produsen kedelai lokal yang berada di satu desa dengan lokasi industri.

Lokasi industri rumahan tahu ini memiliki relevansi terhadap teori lokasi Weber yang menyatakan lokasi pasar dan bahan baku jauh dari lokasi produksi, serta lokasi produksi terletak di tengah keduanya. Lokasi industri yang dipilih juga sesuai dengan salah satu segitiga lokasi (location triangle) milik Weber. Pada industri tahu ini diasumsikan lokasi pasar dan bahan baku terhadap lokasi produksi memiliki jarak yang sama, sehingga biaya transportasinya juga sama. Jadi, lokasi yang berada diantara pasar dan bahan baku inilah yang dipilih sebagai lokasi industri.

Sumber : ilmumanajemenindustri.com
Sumber : ilmumanajemenindustri.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun