Mohon tunggu...
Ara
Ara Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar biasa yang masih belajar

Bukan siapa siapa, cuma anak kandung ayah sama bunda.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sayap Malaikat

8 Januari 2025   18:05 Diperbarui: 8 Januari 2025   18:06 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Tiba-tiba, ada seorang anak laki-laki bernama Paja berkata dengan pelan, “Bu, apa aku boleh pegang sayap malaikat?”

     “Nah, ini kamu harus tanya malaikat kecilnya mau atau nggak,” jawab bu guru tersenyum dan mengedipkan mata ke Kalin. Kalin memberanikan diri dan walau sedikit malu dia menjawab, “Boleh.”

     Paja dengan perlahan menyentuh bekas luka di punggung Kalin, lalu berseru dengan gembirannya, “Wah, keren banget! Aku udah pegang sayap malaikat.” Mendengar Paja berseru senang, anak-anak lain pun berebut ingin menyentuh juga.

     Hari itu ada sesuatu yang tumbuh, tetapi bukan bunga. Kalin bisa merasakannya, meski tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Maka esok lusa Kalin akan merenda kisah-kisahnya, dan itu juga spesial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun