Tiba-tiba, ada seorang anak laki-laki bernama Paja berkata dengan pelan, “Bu, apa aku boleh pegang sayap malaikat?”
“Nah, ini kamu harus tanya malaikat kecilnya mau atau nggak,” jawab bu guru tersenyum dan mengedipkan mata ke Kalin. Kalin memberanikan diri dan walau sedikit malu dia menjawab, “Boleh.”
Paja dengan perlahan menyentuh bekas luka di punggung Kalin, lalu berseru dengan gembirannya, “Wah, keren banget! Aku udah pegang sayap malaikat.” Mendengar Paja berseru senang, anak-anak lain pun berebut ingin menyentuh juga.
Hari itu ada sesuatu yang tumbuh, tetapi bukan bunga. Kalin bisa merasakannya, meski tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Maka esok lusa Kalin akan merenda kisah-kisahnya, dan itu juga spesial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H