Ray hanya tersenyum. Ia melangkah lebih dekat dan mencium kening Zyen dengan lembut.
"Aku bukan orang yang bisa menemanimu lagi," bisiknya. "Hiduplah untukku, Zyen."
Ketika Zyen membuka matanya, ia mendapati dunia nyata menyambutnya kembali. Dokter dan perawat berkumpul di sekitarnya, wajah mereka penuh kelegaan. Dari sudut matanya, Zyen melihat sesuatu bergerak di jendela. Seekor kupu-kupu dengan corak sayap yang indah hinggap sejenak, mengepakkan sayapnya dengan anggun, sebelum terbang ke langit biru.
Zyen tersenyum samar, air mata hangat mengalir di pipinya. "Aku mengerti, Ray. Terima kasih," gumamnya pelan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI