Mohon tunggu...
nyu fifty
nyu fifty Mohon Tunggu... -

meski aku hanya perempuan yang menikmati bangku sekolah dasar, tapi allhamdulillah,,,berkat support semangat,dorongan dari para sahabatku terutama A_S dan O_L,,,aku mampu meraih banyak ilmu. terima kasih sahabat-sahabatku,,,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

tentang A'fa

17 Januari 2011   02:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:30 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bissmillah

 

 A'fa, perempuan asli jawa. tapi dia tidak bisa berbicara dalam bahasa jawa halus, karena bahasa keseharian di kampungnya adalah jawa ngapak.

 

 dari lulus Sekolah Dasar, A'fa langsung bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta.

umur yang terbilang masih kecil dan belum saatnya untuk mencari nafkah, namun keadaan ekonomi keluargalah yang mengharuskan A'fa seperti itu. 

 

 tidak terbesit niat dalam otaknya untuk membantu membiayai sekolah kedua adiknya. dalam pikirannya hanyalah kesenangan .

hingga saat kelulusan SD adiknya yang perempuan, A'fa kecewa dengan dirinya sendiri. sebagai seorang kakak, seharusnya mampu menjadi penolong dan penjaga untuk adik-adiknya, karena orang tua telah bercerai. namun A'fa egois dengan sikapnya.

 

 nekat dengan niat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. tidak ingin adik lelakinya terlantar tidak lanjut sekolah. akhirnya A'fa minta ijin kepada pamannya untuk bekerja di luar negeri agar mendapatkan gaji yang lebih besar dari gaji di Indonesia.

 

 Taiwan adalah negara yang di harapkan A'fa untuk mmenuhi kebutuhan ekonominya.

ya,,gaji besar, majikan baik, sungguh sesuai harapan A'fa. allhamdulillah...^__^

 

 Namun inilah A'fa, diberi cukup masih merasa kurang, diberi lagi masih kurang lagi.

yang hasilnya membuat A'fa menjadi rugi. tanpa waktu panjang, A'fa manyadari bahwa yang didapatnya adalah sudah lebih dari cukup.

 

 usianya menginjak duapuluh, seperti anak muda yang lain. A'fa butuh dan menginginkan pendamping.

banyak yang bilang sifat A'fa ini mudah untuk ditipu. benar juga, dari kenal dengan lelaki yang awalnya manis dan dewasa serasa lelaki itu dapat membimbing A'fa dan mencintai A'fa dengan tulus, namun buahnya adalah tipuan.

 

 pengalaman pacaran sungguh merugikan bagi A'fa. namun tidak A'fa sesali.

karena bagi A'fa apapun yang terjadi padanya adalah yang terbaik.  ''aku putus dengannya, aku kecewa dengan sikapnya yang tidak tegas, aku sakit dengan cintanya. namun aku tidak menyalahkan dia, KARENA BILA IMANKU KUAT maka aku tidak akan mengalami luka ini. karena hubungan inilah, aku mendapatkan kedewasaan lebih dari sebelumnya serta ketegaran yang mengahruskan aku untuk tetap semangat''

 

 ya, itulah A'fa...

sekalinya mencintai lelaki, namun buahnya adalah sakit hati.

''BILA AKU MENANAM CINTA KARENA ALLAH, MAKA BUAH CINTAKU ADALAH BERKAH''

sebaliknya ''YANG KUTANAM ADALAH CINTA DARI SYETAN,HINGGA BUAHNYA ADALAH KERUGIAN''

 

kini A'fa berusaha ingin sesuai ajaran agamanya.

sungguh berat belajar untuk menjadi baik, namun dengan niat dan kesungguhan maka akan mudah,INSYA ALLAH

 

A'fa,,,perempuan yang selalu dicintai ALLAH, semoga A'fa pun selalu dapat mencintai ALLAH,,,

amin ya rabbal a'lamin,,

 

dan Allhamdulillah,,,A'fa sudah mampu membiayai adiknya yang dianggap sebagai jagoannya itu.

mudah-mudahan, A'fa tidak lupa akan tugasnya ''BERBAGI REJEKI UNTUK BEKAL AKHIRAT NANTI''

 

 

!!! Nyu !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun