"Kreativitas adalah membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada"
Jaman dulu, orang yang diharuskan memiliki kreativitas adalah orang-orang yang berkecimpung dalam bidang seni, seperti seniman, musisi, artis atau desainer. Namun sekarang, setiap individu diharapkan memiliki sisi kreatif agar bisa terlihat berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Kreativitas diperlukan untuk dapat membuat sebuah ide menjadi terlihat lebih orisinil dan tidak pasaran.Â
Salah satu profesi yang dituntut memiliki kreativitas adalah penulis, baik itu penulis fiksi maupun non fiksi. Sekarang ini, saya sedang menyelami profesi blogger (penulis blog) yang zaman now termasuk dalam kategori #peoplecreativezamannow. Kenapa disebut #peoplecreativezamannow? Karena seorang blogger bukan hanya menulis blog saja. Jaman sekarang seorang blogger dituntut memiliki kreativitas untuk bisa bersaing merebut hati pembacanya.
Ada banyak kreativitas yang dapat dimunculkan dalam sebuah tulisan seperti misalnya dalam ide tulisan, cara penyajian tulisan, bahasa yang digunakan atau atribut-atribut pelengkap tulisan seperti infografis, foto dsb. Singkat kata, blogger harus bisa membuat tulisan di blognya terlihat berbeda dari blog lainya. Tulisan blog yang  orisinil, berbeda dan menarik lebih berpotensi menarik pengunjung yang pada akhirnya membuat traffic blog tersebut menjadi stabil bahkan meningkat.Â
Kreativitas juga diperlukan ketika seorang blogger, seperti saya, mengikuti kompetisi blog yang diadakan oleh perusahaan atau agency. Walaupun dibuat oleh sumber yang berbeda, mereka memiliki kesamaan mengenai  ketentuan penilaian. Banyak dari mereka yang mencantumkan kreativitas tulisan sebagai komponen penilaian. Kalau saya pikir-pikir, hal itu wajar karena dari puluhan atau ratusan peserta yang masuk mereka hanya perlu memilih beberapa pemenang. Dan tentunya pemenang tersebut harus bisa dinilai 'wah' jika dibandingkan dengan peserta lainnya. Dan situlah kreativitas dalam menulis sangat diperlukan karena akan membuat tulisan kita berbeda dengan yang lain.
Tetap Produktif Dan Kreatif Disaat Lelah Melanda. Bisa?
Hal yang menjadi musuh utama dari produktivitas dan kreativitas adalah rasa malas. Malas disini bisa disebabkan karena beberapa hal, diantaranya karena rasa lelah. Saya sendiri sering merasa lelah saat menulis. Bukan karena terlalu banyak menulis, tapi karena saya melakukan aktivitas menulis di malam hari dimana saat tersebut adalah saat-saat kritis mata manusia. ketika siang hari saya sudah disibukkan dengan urusan rumah tangga dan mengurus bayi. Jadi ketika malam hari, tenaga yang ada hanyalah tenaga sisa dan rasa lelah yang membuat badan ingin beristirahat.
Dulu ketika saya masih bekerja dan menjadi wanita karir, saya sering menganggap wanita yang tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga itu enak, tidak merasakan kemacetan ibukota, tidak dikejar deadline pekerjaan, tidak perlu khawatir dimarahi atasan. Tapi ternyata saya salah. Menjadi ibu rumah tangga itu ternyata super-duper capek dibanding jadi wanita kantoran. Hal ini saya rasakan karena saya baru mengetahui bahwa seorang ibu rumah tangga harus siap siaga selama 24 jam NON STOP. Tidak ada kata jam kerja atau istirahat dalam kamus ibu rumah tangga. Dan ini benar-benar membuat saya lelah. Saya baru bisa mulai fokus menulis ketika anak saya tidur di malam hari, itupun saya selalu dihantui perasaan was-was kalau tiba-tiba dia terbangun karena haus atau hal lainnya. Kalau tiba-tiba dia terbangun maka otomatis kegiatan tulis-menulis saya hentikan.
Waktu menulis yang sedikit dan tidak fleksible kadang membuat saya berpikir ingin berhenti saja. Tapi keinginan itu segera hilang ketika saya ingat dengan impian saya. Saya ingin menjadi seseorang  yang memiliki arti lain selain sebagai ibu rumah tangga. Keinginan saya untuk menjadi wanita karir boleh pupus karena saya lebih mengutamakan keluarga. Namun keinginan saya menjadi seorang penulis harus tetap berjalan. Dan untuk menjadi penulis yang dikenal luas oleh masyarakat tentunya saya harus terus berlatih. "Menulis itu perlu latihan", begitulah kata seorang teman saya. Jadi untuk dapat mencapai posisi penulis profesional saya harus mengambil selangkah demi selangkah untuk menuju impian saya itu. Dan salah satu langkah yang saya ambil adalah dengan menulis blog.
Biasanya ketika pikiran saya sedang suntuk atau badan terasa lelah, saya merilekskan tubuh dan pikiran saya dengan Minyak Kayu Putih Aroma (KPA) Cap Lang. Kalau rasa kantuk itu datang ketika jam masih dibawah pukul 10 malam, maka biasanya saya melakukan terapi dengan menghirup aroma Rose dari KPA Cap Lang. Kadang cuma saya hirup sambil duduk di depan laptop, kadang saya ambil mangkok, diisi air panas lalu saya masukkan beberapa tetes minyak kayu putih Cap Lang. Namun apabila rasa kantuk itu sangat-sangat tidak tertahankan maka saya akan beristirahat sebentar sambil memakai KPA Cap Lang varian Lavender di pelipis saya. Saya pijat-pijat sedikit lalu saya tidur sebentar sambil tak lupa memasang alarm mau bangun jam berapa. Biasanya ketika terapi tersebut saya lakukan, saya bisa bangun dengan pikiran dan tenaga yang baru, tidak lelah dan rasa kantuk yang tadinya menempel di mata hilang entah kemana.
![Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/13/kpa-5-5a59fd7fab12ae297f2617d2.jpg?t=o&v=770)
Jadi kalau misalnya ada yang menanyakan,"Emang bisa tetep nulis dan konsentrasi pas lagi capek-capeknya badan?" Maka jawabannya adalah>"Tentu saja bisa". Buktinya, saya tetap bisa menulis dan menang beberapa kali lomba blog.
Aku dan Kayu Putih Aroma Cap Lang
Kalau boleh sedikit flashback ke masa lalu, saya ingin sedikit bercerita awal kecintaan saya pada produk dari Cap Lang ini. Ibu saya adalah orang yang pertama kali mengenalkan saya pada minyak kayu putih Cap Lang. Waktu kecil dulu, ibu saya selalu mengoleskan minyak ini di badan saya, katanya biar saya selalu merasa hangat da tidak gampang masuk angin. Ketika beranjak remaja, kayu putih bukan menjadi hal wajib bagi saya. Biasanya saya hanya menggunakan kayu putih ketika masuk angin atau untuk menghangatkan badan ketika terasa dingin.
Namun ketika saya sudah dewasa, tepatnya ketika saya sudah menjadi mahasiswa, entah kenapa saya selalu rindu dengan wangi ekaliptus yang dulu kerap menemani hari-hari saya. Aroma ini mengingatkan kehangatan yang diberikan ibu kepada saya ketika saya kecil. Kalau boleh sedikit bercerita, ketika kuliah saya harus berpisah dengan orang tua saya. Istilah kerennya merantau. Saya harus pergi ke Jakarta dan orang tua saya tetap berada di Sumatra Utara. Ketika saya merasa lelah dengan tugas kuliah yang menumpuk, saya selalu teringat dengan ibu dan itu membuat saya ingin merasakan kehangatan yang dulu sering saya rasakan. Biasanya saat itu saya langsung mencari kayu putih Cap Lang. Dan entah kenapa, setiap menghirup aroma itu rasanya ada sesuatu yang membakar semangat saya untuk terus berusaha dan bersemangat kembali.
![Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/13/kpa-3-5a59feee5e137319456e9b92.jpg?t=o&v=770)
Akhirnya setelah "coba-coba'' yang saya lakukan, saya kepincut  dengan aroma lavender dan rose. Aroma dari kedua minyak kayu putih tersebut membuat saya tergila-gila dan menjadi senjata ketika saya merasa lelah saat menulis di malam hari. Terkadang saya juga membeli varian ekaliptus dan green tea, namun yang selalu ada di rumah dan tas saya adalah lavender dan rose. Saya merasa 2 (dua) aroma ini pas untuk keseharian saya. Setelah saya searching di mba Google, mengertilah saya kenapa aroma tersebut membuat saya ON kembali ketika saya merasa lelah.Â
Ternyata memang wangi aromaterapi itu bisa menstimulus otak manusia. Ketika kita menghirup aroma tertentu, maka aroma tersebut akan sampai pada hidung bagian atas manusia, dimana bagian tersebut merupakan perpanjangan dari bagian otak yang disebut sistem limbik. Sistem limbik sendiri merupakan sebuah struktur yang berhubungan dengan kenangan, emosi dan stimulasi. Karena itulah aromaterapi bisa memicu perasaan emosional seseorang, termasuk memancing seseorang untuk berpikir kreatif.
![Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/13/kpa-2-5a59fe84ab12ae2aa515b882.jpg?t=o&v=770)
Rasa lelah bukanlah suatu halangan bagi seseorang untuk beraktivitas, khususnya menulis. Ada cara untuk menstimulus pikiran kita agar tetap bisa produktif dan kreatif ketika sedang dihadapkan pada target tulisan yang ingin kita buat. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan kayu putih aroma dari Cap Lang. Selain menggunakan aromaterapi tentunya kita juga harus sering mencoba berkreasi untuk mengasah kemampuan kreatif yang kita miliki. Bagaimanapun otak itu seperti pisau, jika tidak digunakan maka akan tumpul sedangkan apabila terus diasah maka ia akan semakin tajam.
Berkreasilah karena kreatif itu menyenangkan
Creativity is Intelligence Having Fun (Albert Einstein)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI