Terasa beda ,setelah sekian tahun mengikuti prosesi NyepiÂ
Nyepi 2020 di ikuti oleh seluruh umat manusia di kolong langit yang nyaris dipaksa dan durasinya lebih panjang tidak 24 jam namun 14 hari
Sebagai umat bawahan yang patuh dengan instruksi pemimpin,mulanya kami  kecewa segala sesuatu yang sudah di persiapkan untuk di tampilkan dan dipersembahkan dibatalkan namun dengan mempertimbangkan akibat yang diperkirakan muncul kami pun Legawa
Berkumpul bersama keluarga menjadi lebih lama ,anak anak  bisa  berdiam dirumah  dimana tahun tahun sebelumnya ada saja alasan kesibukan sekolah untuk tidak di rumah .kedekatan dan keintiman lebih terasaÂ
Solidaritas dengan sesama warga makin erat karena menghadapi kondisi yang samaÂ
Upacara  pengerupukan menjelang hari H dilaksanakan bersama warga selingkungan dengan menyemprotkan desinfektan ke tempat tempat yang dianggap tercemar virus . biasanya tirtha dan nasi caru dari pura terdekat  ditaburkan untuk sudut sudut halaman rumah saja sebagai persembahan bagi sang Bhuta kala untuk senantiasa menjaga rumah kami dan lingkungan sekitar
Penutupan masa Nyepi atau Ngembak Geni juga terasa panjang waktunya  kami tidak segera dan tergesa gesa mengambil pekerjaan rutin ,mencari cari hiburan dan kesenangan serta buru buru bersilahturahmi kepada rekan yang berjarak memerlukan tindakan bepergianÂ
Namun puasa saya cukuplah 24 jam tidak makan dan minumnyaÂ
Saya merasa cukup mengistirahatkan sistem metabolisme tubuh pribadi saya untuk istirahat tanpa pasokan makananÂ
Membiarkan kondisi tubuh mengolah imunnya sendiri,memberi kesempatan pada lemak lemak di perut dan badan untuk di gunakan tetap menjaga kelangsungan hidupÂ
Badan terasa lebih enteng ,keringat mengucur deras ,walau tanpa melakukan gerakan olah raga apapun saat minum teh hangat pertama tadi saya minum sebagai pembuka puasaÂ