Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bertemu Mantan

23 Desember 2024   18:44 Diperbarui: 23 Desember 2024   18:44 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertemu Mantan
DN Sarjana

Ternyata apa yang dikatakan orang tuaku memang terbukti. Konon ketika bulan masehi yang berakhiran ber pasti mulai musim hujan. Desember tahun 2024 ternyata hujan hampir setiap hari turun di kotaku. Pantesan dijuluki kota pelangi.

Malam minggu kali ini memberi keberuntungan. Cuaca sedikit cerah walau awan bergelayut. Agung sepakat dengan mantan pacarnya Risma untuk cuci mata menikmati indahnya suasana kota. Kami berjanji tetap pada posisi masing-masing. Tidak ada yang mengusik masa 2 tahun lalu, ketika kami sepakat berpisah.

Waktu menunjukan pukul 20.00 wita. Agung menunggu di sudut kota, disebuah kafe. Kebetulan kafe pojokan sangat disukai oleh anak muda karena suguhan kopinya yang mantap. Agung dengan santai menikmati hidangan kopi hitam. Sesekali Ia menghirup rokoknya dalam-dalam.

Tak disangka hanpone yang terselip di saku celana bergetar. Agung dengan cekatan mengambil karena ia masih ingat janji dengan Putri. Ternyata benar. Pesan watsshap dari Putri.
"Kamu lupa ya tempat tongkronganku di kafe ini."

Agung tersentak. Entah mengapa malam ini ia lupa kebiasaan duduk dipojok sisi timur bersama Putri. Ia bergegas pindah tempat. Didapatinya Putri sedang mempermainkan hanpone. Di mejanya terlihat kosong.

"Hai Putri. Sudah tadi?". Putri terdiam. Sepintas ia memandang Agung sambil memberi isyarat duduk. Suasana seolah tegang membisu. Agung sedikit mendongakkan kepalanya. Ia menatap wajah Putri sambil melepas senyum. Tak disangka senyumnya terpaut sebab Putri melepas senyumnya juga.

Hati Agung  berdebar. Terlihat Putri lebih dewasa. Wajahnya yang manis tidak banyak berubah, tetapi ada kedalaman rasa yang tidak ada sebelumnya. Agung merasa jantungnya berdegup kencang. Apakah hal yang sama dirasakan Putri?

Sebagai lelaki, Agung tidak bisa suasana bisu lama terjadi. Ia mulai memancing pembicaraan.

"Sudah lama Putri." Kata Agung sambil menyodorkan list pesanan yang dibawa pelayan kafe.

"Sepuluh menitan kali," saut Putri dengan suara lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun