Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bertemu Mantan

23 Desember 2024   18:44 Diperbarui: 23 Desember 2024   18:44 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maafin aku ya Put. Aku lupa tempat kita biasa bersenda gurau."

Putri terlihat tersenyum dipanggil Put. Memang itu kebiasaan Agung ketika mereka masih pacaran.

Sambil menikmati hidangan, guraian Agung dan Putri biasa-biasa saja. Mereka seolah tak pernah menjadi mantan, karena sepakat berpisah baik-baik.

Masalahnya sih sepele aja. Mereka tak saling percaya kalau jarak mereka yang begitu jauh bisa bertahan. Tapi ada juga sedikit ganjalan karena perbedaan kehidupan.

Malam terus berlalu. Kerdipan temaram lampu disepanjang jalan kota menambah indah suasana. Ada satu hal yang mengganjal pikiran dan perasaan Agung untuk segera ia ungkapkan kepada Putri.

"Putri. Aku mengajakmu bertemu bukan sekedar bertemu. Aku ingin hubungan kita baik kembali." Kata Agung sambil memegang jemari Putri.

Putri gelagapan. Ingin rasanya dia  menghindarkan jemarinya dari jemari Agung. Tapi itu sudah terlambat. Belum lagi degup jantungnya terasa berdebar, dan kata hatinya seolah perpesan "tak mungkin. Tak mungkin."

"Agung. Apa-apaan ini. Lepas jemariku. Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi." Kata Putri sambil memandangi Agung.

Ingin rasanya Putri memarahi Agung yang menurut dia berlaku kurang baik. Sebagai perempuan Putri masih punya harga diri. Mestinya Agung tidak memperlakukannya seperti itu, apalagi hubungan mereka sudah lama terputus.

Agung cepat mengalihkan perhatian.
"Maafkan aku Put. Aku tahu kamu merasa tersinggung atas perlakuan ini. Tapi Put harus tahu, aku lama merasa kehilanganmu.

Putri berusaha menenangkan diri. Ia kembali mengingat masa lalunya. Ya masa SMA saat pacaran dulu. Agung memang anak yang serius. Anak terdidik. Anak seorang pengusaha. Tapi kepribadiannya sangat santun. Selama pacaran tak sekalipun Agung mau merendahkan dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun