Ternyata lelaki itu ketua Senat di fakultas ekonomi. Namanya Eky. Mahasiswa semester enam. Pantes orangnya sigap dan tegas. Ucapannya terarah dan terstruktur.
"Intinya, kalian kuliah beda dengan dimasa SMA dulu. Kuliah dituntut kemandirian. Tidak ada pikiran tamat bersama. Siapa lebih cerdas, yakin tamat duluan.
"Mel, kamu tidak makan? Ayo makan dulu. Nanti mahnya kumat lagi." Terdengar suara ibunya, menghentikan lamunan Melmel.
"Bentar Bu. Mel mau selesaikan tugas dulu." Kilah Melmel. Padahal baru saja Melmel menerima sms dari Eky.
Tapi Melmel, tidak membaca sms itu. Dibiarkan tergeletak di atas kasur. Melmel tidak ingin mengecewakan ibunya kalau-kalau mahnya kumat lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H