Malam ini Masih Tersisa Mendung 2.
Melmel lalu pulang sendiri mengendarai motornya. Ia berusaha melupakan apa yang menjadi perdebatannya dengan Eky.
Sesampai di rumah ia merebahkan tubuhnya sebentar. Permintaan ibunya agar Melmel segera mandi, Melmel jawab dengan kata sebentar. Melmel satu-satunya anak perempuan dari tiga bersaudara sangat disayang oleh ibunya. Walau ia sudah kuliah tapi hampir tiap hari Melmel dibuatkan air hangat untuk mandi.
"Mel, ayo mandi dulu. Ntar kamu bilang dingin lagi."
"Ya bu, Mel mandi sekarang." Melmel bergegas ke kamar mandi. Didapatinya air suam-suam kuku sudah tersedia di bak mandi. Melmel langsung membilas tubuhnya dan memanjakan dengan bilasan sabun. Baunya sangat wangi.
Hari terus berlalu. Melmel was-inya. juga karena selama dua minggu ia tidak pernah melihat Eky. Walau ia masih menyimpan kebencian, tapi rindunya kepada Eky masih bergelayut.
Melmel masih menyisakan kenangan ketika ia melaksanakan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru.
"Itu mahasiswi yang baru datang berbaris di depan saja. Nanti di belakang tidak dengar arahan. Lagian temannya ada yang lebih tinggi."
Entah siapa yang punya suara itu. Yang jelas itu suara laki-laki. Melmel sambil ngedumel di hati berjalan ke depan. Sebelum nyampai Melmel di dekati seorang mahasiswa.
"Baris di sini saja. Kan masih kurang satu." Kata lelaki itu sambil memegang tangan Melmel
Ingin Melmel mengibaskan, tapi ia pikir tidak sopan. Tapi hatinya kesel. Baru kali ini, Melmel dipegang dan sedikit ditarik laki-laki. Sepintas Melmel memandangi lelaki itu. "Lumayan ganteng." Pikir Melmel