"Mel, itu teman sekantorku. Kebetulan mobilnya nggak bisa keluar dari parkiran. Ya, aku ajak dia keluar."
"Ooo, bolehlah. Tapi teman itu harus bergandengan tangan begitu mesra?"
Eky terdiam. Dia kehabisan akal untuk menjawab. Dalam dirinya Eky baru sadar, bahwa perempuan kalau lagi cinta akan punya cemburu yang sangat tajam.
"Maafkan Aku Mel. Aku tidak ada maksud lain. Hanya sesaat. Aku takut temanku terjatuh karena saat itu lagi hujan."
"Ya, sudah. Kita saling merenung dulu. Melmel akan jelaskan, lelaki yang Melmel ajak, itu adalah misanku. Kalau Kamu tidak percaya, berarti kita jaga dulu ketidakpercayaan itu."
Sampai di situ. Pembicaraan menjadi bisu. Sepertinya perasaan Melmel dan Eky masih membeku.
Hingga malam itu masih bergelayut mendung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H