"Mel, belum putus Kak Riko. Mel, mau menguji, apa dia akan sesabar Mel ketika Eky tak bisa menjelaskan siapa perempuan yang diajak dalam satu mobil."
Melmel kemudian bercerita bahwa hari kamis lalu, entah mengapa Melmel bertemu dengan Eky. Saat itu Melmel mau makan siang saat istirahat siang. Saat bersamaan Eky turun dari mobil dengan seorang perempua. Kiranya sebaya dengan Melmel.
Melmel yang begitu kuat menjaga kesucian cinta, kemudian marah besar. Melmel tidak mau terima apapun alasan yang disampaikan Eky. Siapa yang tidak sakit kalau jemari tangan aeky berpegangan mesra dengan perempuan itu.
Tidak lebih dari sepuluh menit, Eky sudah sampai di cafe. Setelah menaruh mobil Eky mencari Melmel. Eky seakan tidak percaya, ada lelaki yang sedang menimpali Melmel. Apakah ini pembalasan Melmel? Siapa lelaki itu? Pacar Melmelkah?
Eky tak mau berandai-andai. Ia mendekati Melmel. Berjalan lima meter, Melmel sudah berada disampingnya.
"Halo Mel. Apa kabar? Kau baik-baik saja kan?" Kata Eky walau terlihat gugup.
"Seperti kamu lihat. Aku baik saja. Tak apa kok ada yang menjauh dan hilang?" Melmel menyindir, sambil mempersilahkan Eky duduk.
Eky salah tingkah. Antara kesel dan marah berkecamuk. "Begitu sadisnya perlakuan Melmel kepada ku," pikir Eky.
"Perkenalkan ini Kakak misanku. Dia bekerja di kapal pesiar. Kebetulan Dia dapat of tiga bulan. Silahkam minum."
"Apa semudah itu aku kan percaya omonganmu Mel?" Eky memandang tajam.
"Na, kan perasaanmu sama denganku. Saat Kamu perlihatkan perempuan itu dan Kamu tidak mampu menjelaskan, aku juga sakit hati!" Jawab Melmel ketus.