Aku Kekasihmu?
"Dari kapan dirimu jadi kekasihku? Bukankah kau sudah buat aku terluka. Lelaki memang mudah melupakan yang semestinya tidak kamu lupakan. Pernah kamu rasakan luka hati ini? Rio aku masih punya mata. Aku masih punya rasa. Bagaimana kamu tidak sengaja mempertontonkan kekasih barumu di mataku? Bagaimana kau tidak tahu caramu itu membakar cemburuku?
Sekarang, saat kau merasa kehilangan. Saat kamu seperti ranting yang terpental dari dahannya, kamu ingin jatuh bergelantungan di dahanku? Coba pikir baik-baik. Aku tidak seperti perempuan yang kau duga.
Dari Ratih. Yang pernah kau sayat hatinya."
Selesai menulis kata-kata itu, berkali-kali Ratih membacanya. Hatinya masih bimbang menerima kembali Rionald. Memang susah melupakan kenangan manis selama Rionald menyertai perjalanan cintanya. Apalagi sudah dua tahun, tentu sulit untuk dilupakan.
"Hai, sendiri. Aku terlambat kuliah, hingga tak berani masuk ruangan. Terpaksa aku disini sambil main karambol." Ucap Rionald di kantin pojok kampus.
"Ya, aku sendiri. Masih menunggu Mirah. Ngapain lelaki ada rasa takut?" Jawab Ratih sambil membenahi rambutnya yang diterpa angin.
"Sama aja. Aku punya rasa. Habis dosen Yono itu kiler banget. Ebakan nggak ketemu." Jawab Rionald sambil menatap Ratih. "Duh, cantik banget mahasiswi psikologi ini." Kata hati Rionald.
Rionald sebenarnya berpura-pura terlambat datang. Padahal Ia dari kemarin sudah menunggu jadwal Ratih kuliah jam-jam seperti itu. Ia tidak ingin kehilangan kesempatan bertemu dengan mahasiswi semester 2 itu.
"Boleh aku duduk di sini?" Walau bertanya, tapi Rionald langsung duduk disamping Ratih. Ratih jadi salah tingkah. Kalau berpindah rasanya kurang sopan. Ia hanya sedikit menggeser duduknya.