#cerita serius tapi santai
DN Sarjana
May Day. Daaa....
Pagi-pagi sekali Pitung mempersiapkan diri untuk mengikuti acara di bundaran. Setelah seruput kopi ditemani sebatang rokok, Pitung memakai baju hitam lengan panjang. Tumben juga Pitung memakai celana jean warna biru yang tergantung di gedeg tembok rumahnya. Maklum kamar kontrakan seukuran 4x5 Pitung gunakan sebagai kamar tidur dengan tiga penghuni, Pitung, istri dan anak perempuan semata wayang.
Setelah rapi, Pitung tak lupa sisiran, memakai topi warna merah dan kaca mata hitam.
"Pitung, mau kemana? Kok tumben rapi banget." Tanya istrinya sambil menyiapkan susu untuk anaknya.
"Sekali-kali kan boleh Leha. Masak terus pakai baju kumal, gendong kampil dan bawa besi sanvket."
"Pitung, Pitung... Leha tahu itu. Kamu kan biasa kerja mulung. Masak sih bawa pulpen. Tapi kali ini Kamu kelihatan gagah."
"Naaa, mulai merayu Leha. Pitung tak dapat rejeki lebih. Boro-boro ngasi lebih. Buat dapur bisa ngepul aja syukur."
"Pitung. Selama ini Leha pernah minta jatah lebih? Jaga bicaramu. Apa kamu mau nipu Leha ya. Pasti kamu ada janjian sama perempuan lain."
"Nah, mulai cemburu. Ucapan itu yang Pitung tunggu. Itu artinya Leha masih sayang sama Pitung, walau seharian ditinggal mulung.