"Mas Edo. Dikitin merokok ya. Nanti kamu sakit. Bisa ndak Kamu anterin aku ke pantai sebentar. Ini kan belum sore banget. Paling jam 5."
"Tapi tidak lama ya. Aku harus balik malam ini. Ada pesenan lukisan yang harus selesai besok."
"Ok, bentar aku mandi dulu." Talisa sangat senang. Sama dengan Faldo, kok ada rasa yang sulit dia katakan melintas di hati Talisa.
Entah karena penasaran lama menunggu, Faldo tiba-tiba membuka pintu kamar.
"Mas Edo..., iiih, besok-besok kalau masuk kamar orang apalagi perempuan bilang-bilang dong. Syukur Isa udah pakai baju lengkap." Kata Talisa sambil bercanda.
"Apa aku tidak boleh melihat?"
"Uuuh..., mulai canda ya. Boleh sih. Tapi saat aku sudah selesai."
"Kamu beda hari ini Isa. Cantiik...banget." Faldo mulai berani mengutarakan maksud hatinya.
"Ah, ngaco...yuk kita turun. anterin Isa ke pantai."
Merekapun turun lewat life. Suasana pantai mulai terlihat gelap membuat Faldo dan Talisa sangat menikmati karena sinar lampu remang-remang sudah mulai menyala di banyak tempat di pantai Kuta.
Memang pantai yang indah, hingga bertebaran cafe dan sejenis tempat istirahat. Butik penjual pakaian dan asesoris juga unik dan apik penataan.