Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Cinta Kamu Talisa (2)

23 April 2024   19:31 Diperbarui: 24 April 2024   16:59 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Aku Melukis Hatimu Talisa (Seri2. Aku Cinta Kamu Talisa)

Belum sampai di Kuta, Hp Talisa bergetar. Ia sengaja men silence hpnya karena takut menggangguamanya. Talisa lalu mengambil  dari dalam tas.

"Maaf, saya memperkenalkan diri. Nama saya Faldo. Pelukis di Ubud." Pesan singkat. Mengingatkan Talisa ternyata Ia belum Tahu nama pelukis tadi.

Talisa sih merasa ogah kenalan. Pikirannya dipengaruhi oleh tampilan pemuda yang terkesan urakan. "Terimakasih Mas Faldo." Talisa menjawab singkat karena sebentar lagi mobil sudah masuk lobi hotel.

Setelah barang-barang dikeluarin dari dalam mobil Talisa dan Mamanya siap-siap masuk ke kamar hotel. Lagi-lagi hp yang ada digenggaman tangannya bergetar.
"Sudah nyampe di hotel Mbak Talisa?"

Talisa terperanjat. "Rupanya Faldo bisa perhatian juga. Mungkin prasangku tadi salah." Pikir Talisa.

"Sudah Mas Faldo. Nii, lagi siap-siap menuju kamar hotel." Talisa dan Mamanya menuju life untuk naik ke lantai 5 hotel Paradise. Ia menempati kamar nomer 5. Sementara Mamanya kamar no 8. Agak bersebrangan saling membelakangi.

Talisa merebahkan badannya di kasur. Penat dan lelah selama perjalan sedikit terobati. Tapi, bayangan Faldo seakan ada di langit-langit. Talisa heran, kok wajah itu makin menggoda. Talisa berusaha memejamkan matanya, tapi tak mau jua terlelap.

Sekali lagi Talisa terkejut saat hpnya berdering. Ternyata Faldo menelpon.
"Hai nona, sedang ngapain?

Talisa segera menjawab. "Namaku Talisa. Bukan Nona. Panggil aja Esa. Aku masih tiduran. Lagi lelah."

"Ooo, kirain mandi. Ni, aku lagi meraba-raba wajahmu. Sebentar lagi lukisan selesai. Kisaran jam 5 sore aku bawa ke Kuta."

"Kok meraba-raba segala? Melukis kan pakai kuas."

"Untuk lukisanmu spesial. Aku mainkan jemari. Ya, biar merasakan wajahmu yang cantik. Siapa tahu nanti beneran." Kata Faldo."

"Ah, Faldo. Aku mandi dulu."
"Ngaco. Tutup dulu ya. Jam berapa kamu bawa lukisanku?"

"Sabar nanti saya kabari."

Begitulah keakraban Faldo dan Talia makin terlihat. Perasaan berbunga di hati Talisa mungkin sama yang dirasakan Faldo.

Hari ini tampilan Talisa emang beda. Ia kelihatan bahagia sekali. Mungkinkah karena kehadiran Faldo?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun