Lalu saya diingat apa langkah saudara dalam implementasi manajemen qolbu? Karena saya yang melakukan, maka saya lebih rilek menjawab. Hal yang biasa saya lalukan:
1. Pertemuan berkala sambil camilan seperti ngopi, ngeteh dan sesekali bubur kacang hijau. Kami berbaur, rilek setelah evaluasi kinerja masing-masing.
2. Saya merubah model penghargaan berbasis kinerja. Kita bahas bersama staf untuk memberikan bobot nilai kinerja apa saja biar sepadan seperti wakasek, wali kelas, guru piket.
Saya masih ingat bagaimana memberi bobot penghargaan yang tinggi bagi guru yang membina lomba dan  berprestasi,  termasuk kepada siswa. Termasuk pelajaran tambahan, sehingga tidak lagi anak2 berkeliaran ikut les di luar.
3. Saya berusaha mengajak guru dan staf refresing di akhir tahun sehingga mereka pernah sampai ke Jakarta, Malang dan Surabaya sambil berkunjung di sekolah favorit. Tentu ini atas kerjasama dengan pihak ke tiga utamanya dengan komite.
Kesan menarik dari dewan juri, saya lumayan banyak menulis di mas media, membuat buku ber ISBN, buat makalah dan juga diktat.
Demikian pengalaman singkat saya. Mohon maaf bila tidak berkenan. Semoga pula dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H