"Iih, mentang-mentang. Siapa yang ngerebut pacar orang? Apalagi pacar kamu yang tampang picisan." Jawab Alesa dengan suara bergetar. Ia berusaha menahan amarah dalam hatinya.
"Nggak usah banyak omong. Mari ikuti aku kebelakang sekolah." Liza menantang Alesa. Alesa pun mengikuti jejak Liza.
Tampak dari tempat yang tidak jauh, Junet memperhatikan gerak-gerik Alesa dan Liza. Ia sedikit curiga. Diam-diam Junet mengikuti langkah mereka.
Benar saja. Dari tempat yang cukup jauh Alesa dan Liza kedengaran bertengkar. Junet merasa curiga kok ada suara Nanok di sana? Apakah ini akal-akalan Nanok biar bisa memeras Alesa dan Liza?
Tak berselang lama, terdengar Alesa menangus dan aduh-aduh. Junet tak ingin terjadi hal fatal sama Alesa. Dia berlari. Dalam hitungan 5 langkah Junet susah sampai.
 "Haii, apa-apaan kalian. Berhenti. Dan kamu kok ada disini Nanok? Dengan gerak cepat pukulan Junet mengenai dada Nanok."
Nanok mengambil aba-aba. Tapi sekarang Alesa yang teriak.
"Hentikan...hentikan. Aku tak mau ada kekeran." Alesa teriak sambil memegang lengan Junet.
Junet terdiam. Ia terus meminta Nanok menjelaskan apa sebenarnya terjadi.
"Junet, masalah pokok sebenarnya rasa cemburu Liza karena Alesa merebut pacar Liza. Aku di sini hadir karena diminta Liza kalau ada apa-apa."
Junet menarik nafas setelah mendengar cerita Nanok.