"Iya deeh..Galih dan Ratna. Kagak ada yang ngerebut kok."
Sampai disitu Jefri bengong terdiam. Emang ledekan Linda sering mengena. Orangnya ceplas-ceplos, dan sangat dekar dengan Regina.
*****
Bel masuk kelas berbunyi. Linda seenaknya memegang tangan Jefri dan Regina. Seolah ia menjadi ceti buat mereka berdua. Jefri dan Regina sebenarnya merasa malu. Malu dilihat sama-sama temennya. Tapi apa boleh buat. Kalau Linda tidak dituruti kemauannya, pasti ledekannya bertambah keras.
Sesampai di dalam kelas, tak disangka Linda bukannya tambah diam, tapi dia ngeledek lagi dihadapan siswa lain.
"Hai..teman-teman! Pasangan baru ini tadi terciduk. Cuman aku yang melerai."
Yaah, namanya seisi kelas, suara uuuuh, dan tepuk tangan jadi bergemuruh. Kelihatan pipi Regina memerah karena rasa kesel dan malu. Sementara Jefri senyum-senyum saja.
Begitulah pelajaran terus berlangsung. Tidak ada yang berubah dari kelas 9 IPA1. Mereka memang banyakan siswa pintar dan serius belajar.
Jarum jam telah menunjukkan pukul dua sore. Bel pulang berbunyi. Para siswa berhamburan keluar kelas. Mereka ramai dihalaman sekolah menuju tempat parkir. Sementara Regina menunggu jemputan. Regina memang sudah bisa naik motor, tapi sementara dilarang oleh orang tua kecuali terpaksa.
"Gina, belum ada jemputan." Tanya Linda di atas motornya.
"Belum Lin. Bentar lagi pasti datang."
"Yuuk sama Aku aja. Atau sama Romeo kamu. Tuuh.., lihat dia menunggu."
"Linda.., Linda. Kalau Kamu tak dapat candain Aku, kamu tidak puas ya." Kata Regina sambil mengambil kunci motor Linda.