Cinta Tumbuh dan Bersemi
"Regina, sebentar lagi kita akan berpisah. Apalagi kita tidak tahu dapat di kampus mana." Ungkap Jefry disela mereka istirahat siang di kantin sekolah.
Regina tidak mengerti dengan perkataan Jefry. "Apa hubungannya dengan diriku?"pikir regina sambil minum es jus melon kesukaannya.
Jefri juga jadi salah tingkah. Ia heran kenapa sih keluarin kata-kata seperti itu? Apa ada yang salah ya? Memang tidak seperti biasa, Jefri susah sekali mengawali berucap dengan perempuan. Apalagi dengan Regina, karena lama Jefri menaruh hati dengan Regina.
"Mm.., maksudku, pasti kita akan rindu masa-masa SMA." Jefri rada berat menggali kalimat itu.
"Ooo, itu toh maksudmu. Iya sih. Apalagi 3 tahun kita berteman."
Entah dari mana Linda datang. Truss..nyeruduk dengan ledekanya.
"Eee.., kalian berdua sedang punya rencana besar ya. Jangan sembunyi gitu dong!" Linda menjewer pipi Regina hingga sedikit merah.
"Iih, apa-apaan nih Lin. Kamu ada aja."
"Aah, jangan sembunyi di balik udang. Eee..maaf. Ada udang di balik batu."
"Ngaco kamu Lin. Emang gayamu begitu. Kalau tidak dapat ngeledekin orang, pasti bibirmu cemberut."