Kapan Mama Pulang? Lebaran Kan Sudah Dekat.
"Mama kapan pulang? Rani sudah rindu. Lebaran kan seminggu lagi. Nii.., lihat Rani bersama Nenek nyiapin takjil lagi sebentar."
Rani memperlihatkan vidio call kepada Sufi ibunya.
"Sabar ya sayang. Mama pasti pulang lebaran ini. Tahun lalu Mama kan sudah janji. Sudah ya sayang. Mama harus kerja."
Sufi menutup hpnya. Air matanya meleleh di pipi. Sufi merasa teriris hatinya. Bagaimana tidak, anak satu-satunya harus ditinggal jauh ke negeri seberang untuk mendapatkan uang demi Rani.
Kisah Sufi bekerja ke luar negeri, bukan kisah yang diinginkan. Sufi masih teringat di waktu itu.
"Ma, aku dua hari lagi berangkat. Mohon jaga anak kita. Hanya dengan merantau kita bisa merubah nasib."
"Apakah tidak bisa ditunda Pa. Anak kita masih kecil. Dia butuh perhatian kita."
"Kesempatan tidak datang dua kali Ma. Yakinlah semua akan baik-baik saja."
Hari-hari berlalu. Tidak terasa sudah hampir setahun, Sufi tidak bertemu dengan suaminya Yanto.
Memang di awal-awal bulan, Yanto suaminya sering menghubungi. Demikian pula kiriman uang selama enam bulan lancar-lancar saja. Tapi mengapa kemudian di bulan ke delapan Yanto seolah hilang.