Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta Utari Mengalahkan Segalanya (Cerbung tentang Rio 2)

29 Maret 2024   14:01 Diperbarui: 29 Maret 2024   14:05 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perasaan Utari sangat sedih. Mengapa nasib Rio begitu sial? Mengapa keluarganya rela membuang begitu saja?

Tanpa berpikir panjang Utari naik mobil polisi menuju rumah sakit. Alangkah terkejutnya Utari ketika ia diajak melihat Rio di sal penyakit bedah.

Rio terkapar tak bergerak. Dadanya terbalut perban. Demikian juga pahanya. Dibibirnya terpasang alat bantu pernafasan. Selang infus bergelantungan di tangan Rio. Tidak cukup sampai disitu. Kedua tangannya juga di borgol.

Utari berusaha menyembunyikan air matanya. Tapi itu tak bisa ia lakukan. Utari menangisi kekasihnya yang bernasib sial.

"Utari, kami mohon maaf Rio keadaan seperti ini. Ia terkena tembakan di dada dan di paha, karena melawan saat dilakukan penangkapan. Rio termasuk pengedar narkoba kelas kakap."

Sampai disitu, Utari tidak mampu menahan rasa untuk melawan.
"Tidak mungkin Pak Polisi. Tidak mungkin. Aku tahu siapa Rio."

Utari mendekati Rio dan mengusap-usap pipinya. Doa dia lantunkan agar Rio bisa diselamatkan.

"Mbak Utari, mohon bersabar. Semua perawatan Rio ditanggung negara."

"Tapi Utari tak percaya." Utari menjerit sambil mengguncang badan bapak polisi.

"Mbak Utari. Biarkan dulu semua berjalan. Semoga Rio cepat sembuh. Disana akan ada persidangan sebagai pembuktian."

Bapak polisi meninggalkan Utari sendirian. Sementara Utari meyakinkan dirinya. "Apapun yang terjadi cintaku pada Rio tak kan pupus". Kata hatinya sambil mengusap air matanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun