Mohon tunggu...
Fathoni  Ashari
Fathoni Ashari Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Suka dengan desain grafis, edit foto, video, oprek seputar komputer dan menulis, walaupun semuanya masih amatiran.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Smartphone Android Butuh Aplikasi Pembersih Gak Sih?

14 September 2016   04:46 Diperbarui: 14 September 2016   20:31 7160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sering mengeluh jika smartphone terasa lambat, memori penuh, tidak bisa install aplikasi, sering panas, baterai boros. Jika tidak tahu penanganannya, kita pastinya bertanya solusi kepada teman atau orang lain. Sebagian besar di antara mereka menyarankan untuk menginstal aplikasi pembersih dengan alasan bisa membersihkan file-file sampah, melegakan RAM, dan mempercepat respons smartphone.

Saking pengen smartphone kita seperti semula, tak sedikit orang menginstal berbagai macam aplikasi pembersih bahkan antivirus sampai dengan launcher. Yang jadi permasalahan adalah sebenarnya smartphone kita butuh gak sih aplikasi pembersih, butuh antivirus, atau butuh launcher lagi. Pertanyaan tersebut yang akan penulis bahas.

Aplikasi pembersih banyak contohnya, yang populer di Playstore misal Clean Master, dan banyak sekali aplikasi yang serupa. Semua itu mudah didapat melalui Playstore, ada yang berbayar dan yang gratis. Tapi terlepas dari itu semua, faktor seberapa butuh smartphone kita akan aplikasi pembersih adalah spesifikasi smartphone itu sendiri. Semakin besar kapasitas RAM dan ROM dan banyak inti prosessor yang dimiliki, berbeda dampaknya dengan kapasitas RAM dan ROM dan inti prosessor yang sedikit. Apakah spesifikasi smartphone yang rendah berarti membutuhkan aplikasi pembersih? Belum tentu, mari kita bahas.

Sebelumnya kita musti tahu istilah RAM (Random Access Memory) media untuk menyimpan sistem operasi program aplikasi, dengan proses yang cepat dan acak. Data dalam RAM hanya bersifat sementara, dan akan dihapus setelah perangkat dimatikan. ROM (Read Only Memory) kalau di smartphone intinya tempat penyimpanan yang nantinya dipecah menjadi beberapa partisi (bagian), terdiri atas System, Data, Internal, sebenarnya masih banyak lagi partisi, untuk mempersingkat hanya itu yang cukup dibahas. Jadi jangan heran jika di dusbox tertulis ROM 4GB, 8GB tapi nyatanya tidak demikian karena dipecah menjadi beberapa partisi tersebut. Prosesor tempat proses seluruh kegiatan perangkat, semakin besar clock speed dan inti core semakin bagus.

Nah sekarang bagaimana aplikasi pembersih itu bekerja? Tunggu dulu, apa sih sebenarnya yang dibersihkan? Kita sering browsing, instagram, BBM, main game, yang semuanya itu terdapat data dapat berupa foto, video, atau yang lain. Ada juga file sampah, log hasil proses, junk, cache. Dan semua itu disimpan dalam memori (ROM). Kalau tidak dibersihkan akan menumpuk dan memakan ruang memori yang membuat lambatnya smartphone.

Saya kasih sedikit gambaran partisi ROM yang ada di smartphone, semoga bisa dipahami.

Pembagian Partisi ROM - Koleksi Pribadi
Pembagian Partisi ROM - Koleksi Pribadi
Sebagai contoh smartphone yang mempunyai ROM 8GB, tidak semua 8GB menjadi memori internal, melainkan dipecah beberapa bagian.

Di System tempat terinstalnya Android dan aplikasi system misal pesan, telepon, jam, kontak, dll. Intinya jika aplikasi system ada yang hilang, kemungkinan besar Android akan error. Dan partisi system ini diproteksi, artinya kita tidak punya hak akses untuk megubah yang ada di dalam partisi system. Di bagian Data, terinstal aplikasi seperti aplikasi yang didapat dari Playstore, ada yang bisa dihapus dan tidak, sebagian aplikasi di Data juga diproteksi tidak bisa dihapus. Sedangkan di internal seperti gambaran umumnya.

Sebenarnya ada cara untuk menghilangkan proteksi tersebut agar kita mempunyai hak akses penuh di setiap partisi, atau sering dikenal dengan istilah ‘’root’’, yaitu untuk mendapatkan hak akses sepenuhnya di semua partisi Android. Artinya kita diberi hak dan bebas untuk mengubah isi partisi system dan yang lain. Tapi saya tidak membahas hal tersebut di tulisan saya ini.

Nah sekarang menginjak ke aplikasi pembersih, Poin pertama, aplikasi dari Playstore termasuk aplikasi pembersih itu terinstal di dalam partisi Data. Dan itu bisa dihapus, artinya kita punya hak akses terhadap aplikasi pembersih itu. Tapi aplikasi pembersih tidak mempunyai hak akses untuk masuk ke partisi system. Artinya, aplikasi tersebut tidak bisa menambah atau mengurangi file di system yang berakibat tidak bisa membersihkan file-file sampah dan kerusakan yang ada di partisi system. Padahal, file Android dan aplikasi yang ada di partisi system turut menentukan lancar dan tidaknya smartphone bekerja.

Poin kedua, aplikasi pembersih bisa membersihkan aplikasi atau file sampah yang ada di partisi data dan Internal walaupun di partisi data ada sebagian aplikasi yang diproteksi dan tidak bisa dibersihkan oleh aplikasi pembersih.

Poin ketiga, aplikasi pembersih juga memakan memori untuk penginstalan, dan banyak aplikasi pembersih memakan RAM lebih daripada aplikasi yang lain dalam proses bekerjanya. Tentu untuk ukuran smartphone spesifikasi rendah justru malah memberatkan, harusnya sisa RAM bisa dimanfaatkan untuk yang lain tapi malah digunakan aplikasi pembersih.

Poin keempat, aplikasi pembersih versi gratis biasanya jadi ajang iklan dan promosi aplikasi lain. Sehingga terkadang iklan sering muncul, tentu itu memakan koneksi internet dan membuat konsumsi baterai meningkat. Juga tidak jarang aplikasi pembersih malah menginstal sendiri aplikasi baru tanpa sepengetahuan kita.

Poin kelima, aplikasi pembersih sering mengubah beberapa tampilan status bar, lockscreen, dan notifikasi yang mengganggu, sampai ada widget sekali sentuh untuk meningkatkan performa yang sebenarnya dampaknya tidak terlalu terasa atau bahkan tidak berdampak.

Poin Keenam, aplikasi pembersih selalu berjalan di background. Artinya, dia tetep aktif real time memantau keadaan smartphone. Dengan seperti itu, konsumsi RAM, prosessor, dan baterai tentu meningkat, tidak jarang malah menyebabkan panas di smartphone.

Sedangkan antivirus kurang lebih bekerja seperti aplikasi pembersih kebanyakan. Dan untuk launcher, yang biasanya mengubah tampilan lebih menarik tak jarang malah memakan RAM dan prosessor lebih besar.

Kesimpulan dari tulisan saya, tidak ada salahnya menginstal aplikasi pembersih, antivirus, ataupun launcher. Tapi harus melihat spesifikasi smartphone yang dimiliki, sanggup atau tidak menangani aplikasi terrsebut. Jika smartphone spesifikasi mumpuni, bolehlah menginstal aplikasi pembersih, launcher, antivirus jika diperlukan. Tapi dengan spesifikasi pas-pasan sampai rendah, cukup menginstal satu aplikasi pembersih saja cukup. dan pilihlah aplikasi yang ringan, tanpa fitur yang banyak, yang penting fungsinya sebagai pembersih file-file sampah. Atau tanpa diinstal aplikasi pembersih, tapi saya juga tidak menyarankan.

Semoga bermanfaat, jika ada salah saya mohon maaf sebesar-besarnya, terima kasih.

#jurnalistikuinjogja2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun